Terdapat
beberapa jenis-jenis rasio keuangan. Pada dasarnya macam atau jumlah
angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dibuat menurut kebutuhan
penganalisa. Namun demikian angka rasio yang ada dapat digolongkan menjadi dua. Golongan yang pertama adalah berdasarkan
sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut
dan penggolongan yang kedua adalah berdasarkan pada tujuan penganalisa
(Munawir, 2001).
Rasio
keuangan berdasarkan sumber data yang digunakan dibedakan menjadi rasio-rasio
neraca, rasio-rasio laporan rugi laba, dan rasio-rasio antar laporan keuangan.
Sedangkan berdasarkan tujuannya rasio
keuangan dibedakan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan.
Dari
rasio-rasio tersebut yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis
kinerja perusahaan dalam penelitian ini meliputi:
Debt Ratio
Debt
ratio merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua
hutang-hutangnya baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Debt
ratio (DR) merupakan ukuran tentang tingkat keamanan yang dimiliki oleh para
kreditor karena menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan hutang yang
disediakan oleh kreditur untuk mencapai laba. Semakin tinggi nilai DR maka semakin
tinggi risiko kerugian yang dihadapi karena perusahaan harus memberikan
return (bunga pinjaman) kepada kreditor atas pinjaman yang dilakukan, tetapi
perusahaan juga mempunyai kesempatan yang tinggi untuk memperoleh laba dengan
memanfaatkan pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya. Sebaliknya apabila
perusahaan memiliki nilai DR yang
rendah maka risiko kerugian akan
lebih kecil tetapi tingkat pengembalian (return) yang akan diperoleh kreditor
juga semakin kecil. Cara menghitung DR adalah dengan membandingkan total hutang
dengan total aktiva.
Debt ratio = Total
Hutang / Total Aktiva
Net Profit Margin
Net
profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada
tingkat penjualan tertentu. Net profit margin (NPM) dapat diinterpretasikan sebagai tingkat
efisiensi perusahaan, yaitu sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menekan
biaya- biaya yang ada di perusahaan. Semakin tinggi NPM maka semakin efektif
suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya. Cara menghitung NPM adalah
dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.
Net
profit margin = Laba Bersih / Penjualan
bersih
Inventory Turnover
Inventory
turnover (ITO) atau perputaran persediaan merupakan ukuran tentang berapa cepat
perputaran persediaan dalam siklus produksi normal (Harahap, 2008:308).
Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan perusahaan dijual dan
diganti selama suatu periode tertentu. Tingginya perputaran persediaan berarti
kegiatan penjualan berjalan cepat. Cara menghitung ITO adalah dengan
membandingkan jumlah harga pokok penjualan dengan jumlah persediaan.
Inventory
turnover = Harga Pokok Penjualan / Persedian
Return on Equity
Return on
equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas
investasi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE akan semakin baik
karena nilai ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan
efisiensi untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit ekuitas. ROE
menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan menggunakan dana investasi untuk
menghasilkan pertumbuhan laba. Cara menghitung ROE adalah dengan membandingkan
laba bersih dengan total ekuitas.
Return on
equity = Laba bersih / Total ekuitas
Tags
Ekonomi