Indikator semangat kerja terdiri dari
beberapa macam. Semangat kerja membutuhkan perhatian yang teratur, diagnostik
dan pengobatan yang layak seperti halnya dengan kesehatan. Semangat agak sukar
diukur karena abstrak. Semangat kerja merupakan gabungan dari kondisi fisik,
sikap, perasaan, dan sentiment. Untuk mengetahui semangat kerja yang rendah
dapat dilihat dari beberapa indikasi. Dengan demikian, perusahaan dapat
mengetahui faktor penyebab dan berusaha untuk mengambil suatu keputusan yang
lebih dini (Nitisemito, 1996).
Indikator turunnya semangat oleh setiap
pekerjaan sangat penting untuk diketahui, dengan adanya pengetahuan tentang
indikator tersebut akan dapat diketahui sebab turunnya semangat dan kegairahan
kerja. Dengan demikian perusahaan akan dapat mengambil tindakan-tindakan
pencegahan atau pemecahan masalah seawal mungkin dengan mengadakan penelitian
terlebih dahulu (Jaya, 2008).
Indikator-indikator
semangat kerja antara lain:
Turun/rendahnya
produktivitas kerja
Salah satu indikasi turunnya semangat kerja
ditunjukkan dari turunnya produktivitas kerja, ini dapat terjadi karena
karyawan cenderung malas dalam melaksanakan tugas dan sengaja menunda-nunda
pekerjaan, dan dapat diukur atau dibandingkan dengan waktu sebelumnya.
Tingkat absensi yang
naik/tinggi
Sebenarnya tingkat absensi yang naik juga
merupakan salah satu indikator turunnya kegairahan kerja, maka perlu dilakukan
penelitian bila ada gejala-gejala absensi naik. Pada umumnya bila kegairahan
kerja turun, maka mereka akan malas untuk setiap hari datang bekerja dan setiap
ada kesempatan untuk tidak bekerja akan mereka pergunakan, apabila waktu yang
luang tersebut dapat digunakan mendapatkan hasil yang lebih tinggi meskipun
untuk sementara ada hal-hal lain yang menyebabkan kegairahan kerja menurun.
Labour turn-over (tingkat
perpindahan) yang tinggi
Dalam suatu perusahaan tidak jarang terjadi
perubahan dari sumber daya manusia yang ada, karena ada yang keluar akibat
pindah, meninggal, dipecat, pensiun, pengurangan terpaksa, ketidakpuasan mereka
bekerja di perusahaan tersebut. Tingkat keluar masuknya yang tinggi selain
dapat menurunkan produktivitas kerja juga dapat menghambat kelangsungan hidup
perusahaan.
Tingkat kerusakan yang
tinggi
Indikator lain yang menunjukkan turunnya
kegairahan kerja adalah naiknya tingkat kerusakan baik terhadap bahan baku,
barang jadi maupun mesin dan peralatan.
Kegelisahan di mana-mana
Sebagai seorang pemimpin harus mengetahui
kegelisahan yang timbul pada bawahannya. Kegelisahan yang timbul dapat berwujud
ketidaktenangan dalam bekerja, perasaan tidak aman menghadapi masa depan serta
hal-hal lainnya. Kegelisahan pada tingkat terbatas dengan dibiarkan begitu saja
pada tingkat tertentu bukanlah tindakan yang bijaksana karena akan merugikan
perusahaan dengan segala akibatnya.
Tuntutan yang sering kali
terjadi
Tuntutan yang sering terjadi pada perusahaan
merupakan perwujudan dari ketidakpuasan para karyawannya, di mana semakin
seringnya terjadi tuntutan merupakan indikasi yang kuat adanya kegairahan kerja
yang menurun dari karyawannya.
Pemogokan
Pemogokan merupakan perwujudan ketidakpuasan
atau kegelisahan yang juga merupakan tingkat indikasi yang paling kuat tentang
turunnya kegairahan kerja (Nitisemito, 2002). Dalam hal ini setiap perusahaan
selalu berusaha agar timbulnya pemogokan dapat dicegah karena hal ini bukannya
sekedar indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja tetapi juga akan dapat
menimbulkan kelumpuhan bagi perusahaan dengan segala akibatnya sehingga
menyebabkan jalannya proses produksi menjadi kurang lancar.
Menurut Nitisemito (1996), berdasarkan
indikasi yang menunjukkan kecenderungan rendahnya semangat kerja, maka
karakteristik semagat kerja dapat diketahui dari tiga indikator yaitu disiplin,
kerja sama, dan kepuasan kerja. Disiplin merupakan suatu keadaan tertip karena
orang – orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk dan taat kepada
aturan yang ada serta melaksanakan dengan senang hati. Dalam disiplin ada 2
faktor yang mendukung yaitu faktor waktu dan faktor perbuatan. Usaha–usaha
untuk menciptakan disiplin selain melalui tata tertib atau peraturan yang jelas
juga harus ada pencabaran tugas dan wewenang yang jelas, tata cara, tata
kerjayang sederhana dapat dengan mudah diketahui oleh pekerja. Disiplin dapat
diukur dengan kepatuhan karyawan dengan kehadiran dalam bekerja, kepatuhan
pekerja kepada jam kerja, kepatuhan pada perintah atasan, taat kepada peraturan
dan tata tertip yang berlaku, berpakaian yang baik dan sopan di tempat kerja,
menggunakan di dentitas atau tanda pengenal.
Kerja sama diartikan sebagai tindakan
kolektif seseorang dengan orang lain yang dapat dilihat dari kesediaan para
karyawan untuk bekerja sama dengan teman – teman sekerja dan atasan mereka
sehubung dengan tugas masing – masing. Kerja sama adalah refleksi dari semangat
dan akan baik jika semangat tinggi. Proses kerja sama mengandung segi relasi,
interaksi, partisipasi, kontribusu setiap individu, dan masing – masing mereka
menyumbangkan ide pikirnya.
Kepuasan mempunyai kontribusi yang sangat
besar terhadap produktivitas kerja. Setiap pekerja mempunyai dorongan untuk
bekerja adalah kerja adalah pusat dari kehidupan dan kerja adalah sejumlah
aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Kepuasan kerja
berhubungan dengan sikap pekerja terhadap pekerjaanya, situasi kerja, serta
kerja sama dengan pimpinan dan sesama pekerja. Pekerja yang tidak memperoleh
kepuasan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan
bosan, emosi tidak stabil, sering singgah, dan melakukan kesibukan yang tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Oleh karena itu, pekerja
akan merasa puas atas kerja yang telah dilaksanakan jika yang dikerjakan
dianggap memenuhi harapan sesuai dengan tujuan.
Tags
Industri dan Jasa