Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat
kerja bermacam-macam. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya semangat kerja karyawan (Jaya, 2008). Faktor-faktor tersebut, yaitu
antara lain:
Gaji yang cukup
Setiap perusahaan seharusnya memberikan gaji
yang cukup kepada karyawan/pegawainya. Pengertian “cukup” ini adalah sebenarnya
sangat relatif sifatnya. Oleh karena itu cukup di sini adalah jumlah yang mampu
dibayar tanpa menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut. Dan dengan
sejumlah gaji yang diberikan tersebut akan mampu memberikan kegairahan kerja
atau semangat kerja para pegawainya. Dengan gaji yang rendah, para pekerja akan
malas bekerja dan kurang bergairah untuk melakukan tanggung jawabnya dalam
tugas. Akibatnya pekerjaan terjadi terlambat, banyak pekerjaan yang harus
dilakukan tidak dilaksanakan.
Perlu dicatat disini bahwa yang dimaksud gaji
bukanlah imbalan jasa dalam bentuk uang semata, tetapi dalam bentuk yang lain.
Misalnya: jatah beras, perawatan kesehatan, fasilitas perumahan, adanya
penilaian terhadap kerja dan sebagainya.
Memperhatikan kebutuhan
rohani
Selain kebutuhan materi yang berbentuk gaji
yang cukup, mereka juga membutuhkan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani ini
antara lain adalah menyediakan tempat untuk menjalankan ibadah, rekreasi,
partisipasi dan sebagainya. Meskipun dengan kebutuhan rohani yang dimaksudkan
terutama adalah menyediakan tempat ibadah, tetapi jauh lebih luas lagi yaitu
kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan berpartisipasi, kebutuhan ketentraman jiwa.
Sekali – sekali perlu
menciptakan suasana santai
Suasana kerja yang rutin sering kali
menimbulkan kebosanan dan ketegangan kerja bagi karyawan. Untuk menghindari
hal-hal seperti itu maka perusahaan perlu sekali kadang-kadang (dalam kurun
waktu tertentu) menciptakan suasana santai. Banyak sekali cara-cara yang dapat
dijalankan oleh perusahaan, misalnya dengan jalan mengadakan rekreasi/ piknik
bersama-sama, mengadakan pertandingan olah raga antar karyawan dan sebagainya.
Pengaruh yang diakibatkan karena itu cukup
besar, kegairahan kerja para karyawan akan timbul karenanya. Mereka akan saling
merasa dalam satu kesatuan dan masa satu naungan di bawah nama perusahaan.
Harga diri perlu mendapat
perhatian
Institusi yang baik biasanya mempunyai
karyawan yang hasil kerjanya dapat diandalkan. Dengan keadaan seperti itu
institusi akan cepat maju karena cara kerja karyawan cukup baik.
Jika prestasi karyawan itu cukup menonjol apa
salahnya bila pemimpin memberikan penghargaan baik berupa surat penghargaan
maupun dalam bentuk hadiah materi. Setiap orang pasti menghendaki dirinya
dihormati orang lain. Seorang pekerja akan merasa harga dirinya diperhatikan
jika ia sekali – sekali diajak berunding dalam memecahkan masalah atau
persoalan. Dengan diajaknya berunding dalam memecahkan masalah akan tanggung
jawabnya akan semakin besar.
Tempatkan para
karyawan/pegawai pada posisi yang tepat
Setiap perusahaan harus mampu menempatkan
para karyawannya pada posisi yang tepat. Artinya tempatkan mereka pada posisi
yang sesuai dengan keterampilan masing-masing. Jadi sesungguhnya masalah ketepatan
menempatkan para karyawan pada posisi yang telah merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam usaha membangkitkan kegairahan kerja karyawan.
Berikan kesempatan untuk
maju
Kegairahan kerja karyawan akan timbul jika
mereka mempunyai harapan untuk maju. Jika hendaknya setiap perusahaan
memberikan kesempatan kepada karyawannya. Berikanlah penghargaan kepada
karyawan yang berprestasi.
Bagi perusahaan yang baik bukan saja hanya
memberikan penghargaan akan tetapi bahkan pihak perusahaan mengadakan program
pendidikan tambahan bagi karyawannya. Tentu saja para karyawan akan
menyambutnya dengan hati gembira dan kegembiraan inilah salah satu pendorong
kegairahan kerja.
Perasaan aman menghadapi
masa depan perlu diperhatikan
Kegairahan kerja para karyawan akan terpupuk
jika mereka mempunyai perasaan aman terhadap masa depan profesi mereka. Untuk
menciptakan rasa aman menghadapi masa depan, ada sementara perusahaan yang
melaksanakan program pensiun bagi karyawannya.
Kalau sekiranya pemberian tunjangan pensiun
dirasakan sebagai suatu tindakan yang erat bagi perusahaan, maka sebenarnya ada
jalan lain yang cukup baik. Misalnya dengan cara mewajibkan para karyawannya
untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung dalam bentuk polis
asuransi.
Usahakan agar para karyawan
mempunyai loyalitas
Kesetiaan/loyalitas para karyawan terhadap
perusahaan akan dapat menimbulkan rasa tanggungjawab. Tanggung jawab dapat menciptakan
kegairahan kerja. Untuk dapat menimbulkan loyalitas para karyawan terhadap
perusahaan maka pihak pimpinan harus mengusahakan agar para karyawan merasa
senasib dengan perusahaan. Dengan merasa senasib seperti ini kemajuan dan
kemunduran perusahaan akan dapat dirasakan juga oleh mereka.
Sebenarnya loyalitas dapat juga ditimbulkan
dengan cara pemberian gaji yang cukup, perhatian terhadap kebutuhan rohani dan
hal-hal positif lain seperti yang dijelaskan dimuka.
Sekali-kali para
karyawan/pegawai perlu juga diajak berunding
Di dalam perusahaan merencanakan sesuatu yang
agak penting sebaiknya para karyawan diajak berunding. Misalnya kita akan
merencanakan menaikkan penjualan sebanyak 25% untuk tahun depan. Maka setiap
karyawan yang bertugas dibidang penjualan, produksi, pembelian dan keuangan
sebaiknya diajak berunding.
Dengan mengikut sertakan mereka berunding
maka perasaan bertanggungjawab akan timbul sehingga mereka dalam melaksanakan
kebijaksanaan baru tersebut akan lebih baik.
Pemberian insentif yang
terarah
Agar perusahaan memperoleh hal secara
langsung maka selain cara-cara yang telah disebutkan di atas, dapat pula
ditempuh sistem pemberian insentif kepada para karyawan. Perusahaan akan
memberikan tambahan penghasilan secara langsung kepada para karyawan yang
menunjukkan kelebihan prestasi kerjanya. Cara seperti ini sangat efektif untuk
mendorong gairah kerja para karyawan. Tentu saja cara itu harus juga disertai
dengan kebijaksanaan yang tepat.
Fasilitas yang menyenangkan
Setiap perusahaan bila mana memungkinkan
hendaknya menyediakan fasilitas yang menyenangkan bagi para karyawan. Apabila
dengan fasilitas tersebut ternyata mampu menambah kesenangan pada karyawannya
maka berarti kegairahan kerjanya dapat pula ditingkatkan.
Fasilitas yang menyenangkan janganlah
diartikan secara sempit, sebab banyak menafsirkan bahwa fasilitas menyenangkan
antara lain rekreasi, cafetaria sampai olah raga dan sebagainya. Sebenarnya
fasilitas yang menyenangkan sangat luas, sehingga termasuk juga pengobatan,
tempat ibadah, kamar kecil yang bersih, pendidikan untuk anak dan sebagainya.
Tempat ibadah akan menimbulkan ras kesenangan batiniah, sebab dengan penyediaan
tempat ibadah akan memudahkan mereka yang akan menjalankan ibadah (Nitisemito,
2002).
Apabila kegairahan kerja karyawan menurun,
akan berdampak negatif terhadap perkembangan suatu perusahaan. Hal ini
disebabkan oleh menurunnya moral kerja dari karyawan karena adanya perasaan
tidak puas terhadap cara-cara yang dipergunakan oleh pemimpin untuk
menggerakkan bawahannya.
Ketidakpuasan
ini dapat dilihat dalam bentuk:
- Labour turn over (pergantian pegawai) yang tinggi.
- Sering terjadi pertikaian perburuhan (labaur disputes) yang dapat mengakibatkan showdown atau bentuk-bentuk lainnya.
- Tingkat kebiasaan absen (abseniesme) yang tinggi, artinya terlalu banyak jumlah pegawai yang tidak masuk atau sering datang terlambat
- Moral yang rendah dalam bentuk kenakalan, perbuatan yang merugikan nama baik organisasi, dan lain sebagainya.
- Tidak adanya loyalitas kepada organisasi.
- Pessimisme
- Appatisme
Tags
Industri dan Jasa