Terdapat
beberapa faktor-faktor motivasi berprestasi, baik bersifat internal maupun
eksternal, ataupun bersifat individual maupun bersifat kolektif. Di bawah ini
ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi.
Faktor Individual
Penelitian
Harter (dalam Hawadi, 2003) pada siswa berdasarkan dimensi instrinsik dan
ekstrinsik menunjukkan bahwa hanya siswa yang mempersepsikan dirinya untuk
berkompetensi dalam bidang akademis yang mampu mengembangkan motivasi
intrinsik. Siswa-siswa ini lebih menyukai tugas-tugas yang menantang dan selalu
berusaha mencari kesempatan untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Sebaliknya,
pada siswa dengan persepsi diri yang rendah, lebih menykai tugas-tugas yang
mudah dan sangat tergantung pada pengarahan guru. Yang termasuk faktor
individual antara lain pengarahan orang tua.
Faktor Situasional
Pentingnya
peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar
dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi
dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar
siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu
kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan
dengan kebutuhan untuk belajar (Pakdesota, 2008. Jurnal “Motivasi dalam
Pembelajaran”.
Motivasi
berprestasi seseorang akan tercermin pada perilaku. Ada beberapa ciri yang
menjadi indikator orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
Individu yang motif berprestasi tinggi akan menampakkan tingkah laku dengan
ciri-ciri menyenangkan pekerjaan-pekerjaan yang menuntut tangung jawab pribadi,
memilih pekerjaan yang resikonya sedang (moderat ), mempunyai dorongan sebagai
umpan balik (feed back) tentang perebutannya dan berusaha melakukan sesuatu
dengan cara-cara kreatif.
Dapat
disimpulkan bahwa terdapat beberapa karakteristik yang membedakan antara
seseorang yang motivasi berprestasinya rendah dengan orang yang yang motivasi
berprestasinya tinggi.
Karakteristik motivasi berprestasi ialah:
- Kemauan untuk melakukan aktivitas yang menunjukkan suatu prestasi orang yang motivasi berprestasinya tinggi akan mempunyai anggapan bahwa keberhasilan disebabkan oleh kemampuan dan usaha yang sungguh-sungguh. Anggapan seperti ini akan menyebabkan orang tersebut bangga apabila dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Rasa bangga ini menyebabkan bertambahnya keinginan untuk melakukan aktifitas yang lain.
- Kegigihan berusaha. Usaha adalah faktor yang tidak setabil karena bertangung pada kemampuan seseorang, orang yang motivasi berprestasi tinggi akan cenderung bekerja keras sesudah mengalami kegagalan untuk mecapai sukses pada waktu-waktu selanjutnya, ia akan terus berusaha untuk mencapai tujuan yang sebelumnya gagal di capai. Sebaliknya orang yang motivasi berprestasi rendah menganggap kegagalan disebabkan oleh ketidakmampuan. Kemampuan adalah faktor yang stabil, tidak dapat di ubah oleh kemampuan semata-semata. Oleh karena itu, dalam anggapannya kegagalan akan diikuti oleh rentetan kegagalan pula. Pada individu yang rendah motivasi berprestasinya, usahanya untuk berprestasi juga lemah dan mudah menyerah.
Tags
Psikologi Pendidikan