Snowman
(dalam Patmonodewo, 2000) mengemukakan ciri-ciri anak pra sekolah (3-6 tahun)
yang biasanya berada di Taman Kanak-Kanak. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi
aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
Ciri fisik
Ciri-ciri
anak pra sekolah dari segi fisik umumnya sangat aktif. Mereka memiliki
penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat suka melakukan kegiatan yang
dilakukan sendiri. Setelah melakukan berbagai kegiatan, anak pra sekolah
membutuhkan istirahat yang cukup. Otot-otot besar pada anak pra sekolah lebih
berkembang dari control terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu, mereka
biasanya belum terampil dalam melakukan kegiatan yang agak rumit seperti
mengikat tali sepatu. Anak pra sekolah juga sering mengalami kesulitan apabila
harus memfokuskan perhatiannya pada objek-objek yang kecil ukurannya. Walaupun
tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala mereka masih lunak. Selain itu,
walaupun anak laki-laki lebih besar, akan tetapi anak perempuan lebih terampil
dalam tugas yang praktis.
Ciri sosial
Umumnya
pada tahap ini mereka mempunyai satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat
berganti. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisir
dengan baik. Anak yang lebih muda sering kali bermain. Kelompok bermainnya
cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisir dengan baik. Anak yang lebih
muda sering kali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih tua. Selain itu
permainan mereka juga bervariasi sesuai dengan kelas sosial dan gender. Sering
terjadi perselisihan tetapi kemudian berbaikan kembali. Pada anak pra sekolah
juga sudah menyadari peran jenis kelamin dan sextyping.
Ciri emosional
Anak pra
sekolah cenderung mengekspresikan perasaan secara bebas dan terbuka. Iri hati juga sering terjadi
diantara mereka dan anak pra sekolah pada umumnya sering kali merebut perhatian
guru.
Ciri kognitif
Anak pra
sekolah umumnya sudah terampil dalam berbahasa. Kompetensi anak juga perlu
dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, memahami dan kasih sayang.
Tags
Perkembangan Anak