Bentuk-bentuk penyesuaian diri terdiri dari
beberapa macam menurut para ahli. Kamalfachri (2009) mengungkapkan terdapat dua
bentuk penyesuaian diri, yaitu penyesuaian diri positif dan penyesuaian diri
yang salah.
Penyesuaian diri positif
Saat
seseorang berhasil menyesuaikan dirinya secara positif, maka akan muncul beberapa
tanda-tanda berikut ini:
- Tidak menunjukkan ketegangan emosi.
- Tidak menujukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis.
- Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.
- Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.
- Mampu dalam belajar.
- Menghargai pengalaman.
- Bersikap realistik dan obyektif.
Penyesuaian diri yang salah
Berkebalikan
dengan diatas, saat seseorang salah dalam menyesuaikan dirinya, maka akan
muncul beberapa tiga reaksi, dimana tiap-tiap reaksi tersebut akan menunjukkan
tanda-tanda tertentu yaitu:
Reaksi
bertahan (defence reaction)
Tanda-tandanya:
- Rasionalisasi
- Represi
- Proyeksi
Reaksi
menyerang (aggressive reaction)
Tanda-tandanya:
- Selalu membenarkan diri
- Mau berkuasa dalam setiap situasi
- Mau memiliki segalanya
- Senang mengganggu orang lain
- MenggertakMenunjukan sikap permusuhan
- Menyerang dan merusak
- Keras kepala
- Balas dendam
- Memperkosa hak orang lain
- Bertindak serampangan
- Marah secara sadis
Reaksi
melarikan diri (escape reaction)
Tanda-tandanya:
- Berfantasi
- Banyak tidur
- Minum - minuman keras
- Bunuh diri
- Menjadi pecandu narkotika
- Regresi
Menurut Santrock (2002), lansia yang memiliki
penyesuaian diri yang lebih baik pada fase pensiun adalah orang-orang lansia
yang sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki
relasi sosial yang luas baik keluarga maupun teman-teman, dan biasanya merasa
puas dengan kehidupannya sebelum pensiun. Sementara itu penyesuaian diri lansia
yang buruk adalah orang-orang yang tidak mengontrol hidup dan emosinya setelah
pensiun, kesulitan membuat transisi dan penyesuaian memasuki usia lanjut,
berpikir negative tentang pensiun, mengalami stress selama pensiun seperti
layaknya stres saat menghadapi kematian pasangan hidupnya.