Terdapat
beberapa aspek-aspek keterampilan berbicara anak usia dini. Untuk mengembangkan
keterampilan berbicara terdapat beberapa aspek kegiatan keterampilan bebicara.
Kemampuan berbahasa anak harus dioptimalkan diberdasarkan aspek yang mendukung
peningkatan keterampilan berbicara. Dalam pengoptimalkan keterampilan berbicara
perlu instrumen untuk mengamati perkembangan anak usia dini atau TK, mengacu
pada indikator yang ingin dikembangkan.
Menurut
Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009) kemampuan mengucapkan, penguasaan
kosakata dan pengenalan kalimat sederhana perlu dikembangkan instrumen untuk
menilai, sehingga tampak jelas mengenai tingkat kemampuan bahasa anak.
Sedangkan Suhartono (2005) aspek yang dapat dilakukan dengan merangsang minat
keterampilan berbicara, latihan menggabungkan bunyi bahasa, memperkaya perbedaharaan
kata, mengenalkan kalimat melalui cerita dan nyayian, dan mengenalkan lambang
tulisan.
Dari pendapat Harun Rasyid, Mansyur &
Suratno (2009) dan Suhartono (2005)
dapat diambil beberapa poin untuk mewakili penilaian perkembangan keterampilan
berbicara anak antara lain:
- Minat anak berbicara
- Kaya kata (kosakata)
- Pengucapan lafal
- Pengenalan kalimat sederhana yang diuraikan sebagai berikut:
Minat anak berbicara
Minat
anak berbicara Menurut Suhartono (2005) merangsang minat anak untuk berbicara
dimaksudkan supaya anak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan ide, gagasan,
pendapat, keinginan, apa yang ada dalam pikirannya sesuai dengan kegiatan
sehari-hari. Tadkiroatun Musfiroh (2005: 7-8) Hal yang seharusya dilakukan oleh
pengasuh ketika anak diam berceritalah, ketika anak bercerita simaklah, ketika
anak bertanya jawablah, ketika anak menjawab dukunglah dengan pujian, kalimat
penyemangat. Syarat yang lebih penting lagi adalah pendengaran yang baik untuk
menangkap berbagai jenis nada bicara .
Kaya kata (kosakata)
Kata
“kosakata” merupakan gabungan dari kosa dan kata. Kosa berasal dari bahasa
sansekerta dan berarti kekayaan Sri Hastuti (1993). Kata merupakan unsur bahasa
yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudkan kesatuan perasaan
pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kosakata adalah perbedaharaan
kata, tidak berbeda didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia halaman 462 tertulis
bahwa kosakat ialah perbendaharaan kata (vokabuler). Dapat disimpulkan bahwa
kosakata adalah kekayaan unsur bahasa yang diucapkan atau ditulis yang
merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa.
Dalam
mengembangkan kosakata, anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi
Elizabeth B. Hurlock (1978). Karena banyak kata yang memiliki arti yang lebih
dari satu dan karena sebagian bunyinya hampir sama, tetapi arti yang berbeda.
Oleh karena itu membangun kosakata jauh lebih sulit dari pada mengucapkannya.
Suhartono (2005) usaha untuk memperkaya perbedaharaan kata sangat diperlukan
agar anak mempunyai wawasan yang lebih luas, sehingga anak makin lancar
berbicara. Kegiatan memperkaya perbedaharaan kata anak dapat dilakukan dengan
meyebutkan benda-benda disekitarnya, misalnya menyebutkan nama-nama binatang,
nama hari, nama anggota badan.
Pengucapan (lafal)
Menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009)
berpendapat bahwa tingkat kemampuan berbahasa seseorang, sangat dipengaruhi
oleh seringnya kata- kata diucapkan kepada anak sejak dini secara
berulang-ulang, yang selalu didengar dari lingkungannya. Kata-kata yang
diucapkan oleh anak secara berulang-ulang akan berpengaruh pada kemampuan
bahasa anak, seperti yang dikatakan oleh Bunnett (Harun Rasyid, Mansyur &
Suratno, 2009) bahwa kata-kata yang diterima anak akan diulang dan diingat
terus, sehingga mereka akan menjadi matang atau benar dalam mengucapkan
kata-kata tersebut.
Pengenalan kalimat sederhana
Bagi anak
usia dini dan Taman Kanak-kanak kemampuan membuat kalimat sederhana merupakan
subtansi pengembangan bahasa, sebagai hasil dari akuisisi literasi yang
bertalian dengan kebahasaan yang mereka peroleh dari interaksi dengan
lingkungan dimana dia berada Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009). Untuk
mengekspresikan gagasan dalam bentuk bahasa, anak perlu menguasai sejumlah
kata, lalu menyusunnya menjadi satuan-satuan yang disebut kalimat. Untuk dapat
menyusun kata-kata menjadi kalimat, orang (termasuk anak) harus menguasai
kaidah penyusunan kata-kata dan pemilihan bentu kata (Sri Hastuti, 1993).
Dengan kata lain, untuk dapat berbahasa, anak harus menguasai kosa kata dan
kaidah tata bahasa. Suhartono (2005) menyusun kalimat dapat dilakukan dengan
pengenalan bentuk kalimat melalui cerita dan bernyanyi. Dalam cerita ada
kalimat sederhana yang diperkenalkan pada anak sehingga anak akan mampu menangkap
dan menyesuaikan diri dalam berkalimat. Sedangkan untuk bernyanyi dapat pada
baris-baris atau pengalan-pengalan lagu diumpamakan sebagai kalimat. Yang
paling penting untuk guru adalah memberikan latihan keterampilan berbicara
sesuai dengan kondisi lingkungan anak dan lingkungan TK.