Terdapat beberapa syarat terjadinya interaksi
sosial. Syarat-syarat interaksi sosial harus ada untuk menjamin terjadinya
interaksi. Proses hubungan tersebut berupa antara aksi sosial yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari yang terus menerus. Antara aksi (interaksi) sosial,
dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara
individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai
tujuan tertentu.
Syarat-syarat interaksi sosial sebagaimana
yang dimaksud, karena adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan
masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Menurut Rouceck dan Warren,
interaksi adalah satu masalah pokok karena ia merupakan dasar segala proses
sosial. Interaksi merupakan proses timbal balik, dengan mana satu kelompok
dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan demikian ia mempengaruhi
tingkah laku orang lain melalui Kontak. Kontak ini mungkin berlangsung melalui
organisme, fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran, melakukan gerakan pada
beberapa bagian badan, melihat dan lain-lain lagi, atau secara tidak langsung
melalui tulisan, atau dengan cara berhubungan dari jauh (Abdulsyani.2007).
Dalam proses sosial, baru dapat dikatakan
terjadi interaksi sosial, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek
kehidupan bersama, yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial.
Kontak Sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu
orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan
tujuan masing-masing dalam masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi secara
langsung ataupun tidak langsung antara satu pihak dengan pihak yang lainnya.
Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai
perantara; misalnya ; melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain. Sedangkan
kontak sosial secara langsung, adalah kontak sosial melalui suatu pertemuan
dengan bertatap muka dan berdialoq diantara kedua belah pihak tersebut. Yang
paling penting dalam interaksis sosial tesebut saling mengerti antara kedua
belah pihak; sedangkan kontak badaniah bukan lagi merupakan syarat utama dalam
kontak sosial, oleh karena hubungan demikian belum tentu terdapat saling
pengertian. Kontak sosial tejadi tidak semata-mata oleh karena adanya aksi
belaka, akan tetapi harus memenuhi syarat pokok kontak sosial, yaitu reaksi
(tanggapan) dari pihak lain sebagai lawan kontask sosial (Ibid;154).
Dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan
yang positif dan hubungan negative. Kontak sosial positif terjadi karena
hubungan antara kedua belah pihak terdapat saling pengertian, disamping
menguntungkan masing-masing pihak tersebut, sehingga biasanya hubungan dapat
berlangsung lama, atau mungkin dapat berulang-ulang dan mengarah kepada suatu
kerja sama. Sedangkan kontak negative tejadi oleh karena hubungan antara kedua
belah pihak tidak melahirkan saling pengertian, mungkin merugikan masing-masing
keduah belah pihak atau salah satu pihak, sehingga mengakibatkan suatu
pertentangan atau perselisihan. Dalam pengertian yang sama, Soedjono membedakan
kontak sosial menjadi dua macam, yaitu kontak sosial primer dan skunder. Yang
primer adalah kontak sosial dalam bentuk tatap muka, bertemu, jabatan tangan,
bercak-cakap antara pihak-pihak yang melakukan kontak sosial. Sedangkan yang
bersifat sekunder adalah kontak yang tidak langsung, yaitu suatu kontak sosial
yang membutuhkan perantara. Hal ini sama halnya dengan hubungan secara tidak
langsung, misalnya; melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain (Ibid;155).
Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain
daripada proses sosial. Komunikasi sosial mengandung penegertian persamaan
pandangan antara orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu. Menurut
Soerdjono Soekanto, komunikasi sosial adalah bahwa seseorang memberikan
tafsiran pada perikelakuan orang lain (yang Berwujud pembicaraan, gerak-gerak
badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh sesroang
tersebut, yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang
ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka
sikap dan perasaan disatu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan
dipahami oleh pihak orang atau sekelompok lainnya. Hal ini berarti, apabila
suatu hubungan sosial tidak terjadi komunikasi atau saling mengetahui dan tidak
saling memahami maksud masing-masing pihak, maka dalam keadaan demikian tidak
terjadi kontak sosial. Dalam komunikasi sosial masing-masing orang yang sedang
berhubungan; misalnya jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai kesopanan,
persahabatan, kerinduan, sikap kebanggaan dan lain-lain (Ibid;155).
Menurut Soekanto (2001) lebih memfokuskan,
komunikasi adalah tafsiran seseorang terhadap kelakuan orang lain baik berupa
pembicaraan, gerak gerik badan maupun sikap guna menyampaikan pesan yang
diinginkannya. Orang tersebut kemudian memberi reaksi terhadap perasaan orang
lain tersebut.
Tags
Psikologi Sosial