Jenis vmobilitas sosial terdiri dari beberapa
macam. Dalam mobilitas sosial secara prinsip dikenal dua macam, yaitu mobilitas
sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.
Mobilitas sosial vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan
individu atau objek sosial dari kedudukan sosial kekedudukan sosial lainya yang
tidak sederajat (sukato,1982:244).
Sesuai
dengan arahnya, karena itu dikenal dua jenis mobilitas sosial vertikal , yakni:
- Gerak sosial yang meningkat (social climbing), yakni gerak perpindahan anggota masyarakat dari kelas sosial rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi.
- Gerak sosial yang menurun (social sinking) yakni gerak perpindahan anggota masyarakat dari kelas sosial tertentu ke kelas sosial lain kebih rendah posisinya.
Menurut Soedjatmoko (1980), mudah tidaknya
seseorang melakukan mobilitas vertikal salah satunya ditentukan oleh kekakuan
dan keluwesan struktur sosial dimana orang itu hidup. Seseorang yang memiliki
bekal pendidikan yang tinggi bergelar doktor atau MBA, misalnya hidup di lingkungan
masyrakat yang menghargai profesionalisme, besar kemungkinan akan lebih mudah
menembus batasan-batasan lapisan sosial dan naik pada kedudukan lebih tinggi
sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Berbeda dengan mobilitas sosial vertikal yang
berarti perpindahan dalam jenjang status yang berbeda,
Mobilitas sosial horizontal
Mobilitas sosial horizontal adalah
perpindahan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial
yang satu ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Dalam mobilitas sosial
horizontal tidak terjadi perubahan dalam derajat status seseorang ataupun objek
sosial lainnya.
Mobilitas sosial memungkinkan orang untuk
menduduki jabatan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi terdapat juga
beberapa kerugian disamping manfaatnya. Beberapa kerugian akibat adanya
mobilitas sosial antara lain adalah memungkinkan terjadinya ketidakpuasan dan
ketidakbahagiaan di benak seseorang karena impian yang didambakan tidak
semuanya dapat dicapai dengan mudah.
Secara rinci horton dan hunt (1987), mencatat
beberapa konsekuensi negatif dari mobilitas sosial vertikal seperti kecemasan
akan terjadinya penurunan status bila terjadi mobilitas menurun, ketegangan
dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat, keretakan
hubungan antara anggota kelompok primer yang semula karena seseorang bepindah
ke status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Mobilitas sosial
dapat merenggangkan ikatan sosial yang sudah lama terjalin, sehingga
memungkinkan pula terjadinya keterasingan di antara warga masyarakat. Perubahan
mobilitas yang terjadi dalam masyarakat dapat diterima masyarakat bila telah melakukan
penyesuaian atau adaptasi.(Suyanto 2010)
Tags
Psikologi Sosial