Komitment
dalam organisasi terdiri dari beberapa macam. Jenis-jenis komitmen menurut
Robbins (2008:101) adalah sebagai berikut:
Komitmen Afektif
Komitmen afektif yaitu perasaan emosional
untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya.
Komitment Berkelanjutan
Komitmen berkelanjutan yaitu nilai
ekonomi yang dirasa dari bertahan dengan sebuah organisasi bila dibandingkan
dengan meninggalkan organisasi tersebut.
Komitmen Normatif
Komitmen normatif yaitu komitmen untuk
bertahan dengan organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis.
Jenis
komitmen menurut Allen dan Meyer (1997:76) terbagi atas tiga komponen yaitu:
Komitmen afektif (affective
commitment)
Berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan di
dalam suatu organisasi. komitmen afektif merupakan proses perilaku dimana
melalui hal tersebut seseorang akan berfikir mengenai hubungan mereka dengan
organisasi dalam hal nilai dan kesatuan tujuan. Pada tingkat ini merupakan
tingkat dimana tujuan individu dan nilai menyatu dengan organisasi yang
diperkirakan secara langsung mempengaruhi keinginan individu untuk tetap
tinggal dalam organisasi. Sehingga karyawan dengan afektif tinggi masih
bergabung dengan organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota
organisasi.
Komitmen normatif (normative commitment)
Merupakan perasaan karyawan tentang
kewajiban yang harus diberikan kepada organisasi. Komponen normatif berkembang sebagai hasil dari
pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang dimiliki
karyawan. Keinginan karyawan untuk tinggal dalam organisasi berdasarkan pada
tugas, loyalitas, dan kewajiban moral. Tipe ini mungkin berasal dari kebudayaan
individu atau etik kerja, karena mereka merasa bertanggung jawab untuk tetap
tinggal dalam organisasi. Perasaan loyalitas dan tugas mendasari komitmen
normatif yang mempengaruhi individu untuk tetap tinggal dalam organisasi karena
itu memang kewajiban mereka.
Komitmen ini juga menimbulkan perasaan
kewajiban kepada karyawan untuk memberikan balasan atas apa yang pernah
diterimanya dari organisasi.
Komitmen berkelanjutan (continuance
commitment)
Berarti komponen yang berdasarkan
persepsi karyawan tentang kerugian yang akan dihadapinya jika meninggalkan
organisasi. Karyawan dengan dasar organisasi tersebut disebabkan karena
karyawan tersebut membutuhkan organisasi. Hal ini juga dapat dilihat sebagai
suatu keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi karena pertimbangan biaya
ketika mereka keluar.
Biaya tersebut ditunjukkan dalam dua cara
yang berbeda:
- Sebagai individu memperoleh kedudukan dalam organisasi, seiring dengan bertambahnya masa jabatan mereka maka mereka telah memiliki keuntungan, misalnya dalam bentuk rancangan pensiun, senioritas, spesialisasi keahlian, rasa kesatuan, ikatan kekeluargaan, dan lain-lain.
- Individu mungkin merasa mereka seharusnya tetap tinggal pada pekerjaannya sekarang karena mereka tidak memiliki alternatif perkerjaan lain.
Kemudian
Allen dan Mayer menyimpulkan bahwa karena tidak adanya pilihan pekerjaan lain,
maka karyawan dengan tingkat continuance commitment yang tinggi akan tinggal dalam organisasi
karena mereka merasa memang seharusnya seperti itu. Karyawan yang memiliki
komitmen organisasi dengan dasar afektif memiliki tingkah laku yang berbeda
dengan pegawai dengan dasar continuance. Karyawan yang memang ingin menjadi
anggota akan memiliki keinginan untuk berusaha yang sesuai dengan tujuan
organisasi. Sebaliknya karyawan yang terpaksa menjadi anggota organisasi akan
menghindari kerugian finansial dan kerugian
lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak maksimal.
Tags
Industri dan Jasa