Fungsi komunikasi massa sangat besar
peranannya. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick yang dikutip
Ardianto dkk dalam bukunya “Komunikasi Massa Suatu Pengantar” (2004) adalah
sebagai berikut:
Surveillance (Pengawasan)
Fungsi
pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk (1) pengawasan peringatan; (2)
pengawasan instrumental.
Fungsi pengawasan peringatan
terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan,
meletusnya gunung berapi , kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi
atau adanya serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman.
Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan.
Sebuah surat kabar secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran.
Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan dan
ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang
tidak mengetahui tentang ancaman tersebut.
Sedangkan fungsi
pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi
yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan
sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop,
bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang
mode, resep makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan
instrumental.
Interpretation
(Penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir
mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data,
tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.
Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang
dimuat atau ditayangkan.
Tujuan penafsiran media
ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan
membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi
kelompok.
Lingkage (Pertalian)
Media massa dapat menyatukan
anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage (pertalian)
berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
Transmission
of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)
Fungsi penyebaran nilai
tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kapada
cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang
mewakili gambaran masayarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa
memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan
mereka.
Dengan perkataan lain, media
mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.
Televisi sangat berpotensi
untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama
anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan banyak
waktunya menonton televisi dibandingkan kegiatan lainnya, kecuali tidur.
Beberapa pengamat memperingatkan kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi
menjadikan salurannya terutama untuk sosialisasi (penyebaran nilai-nilai).
Sebagai contoh, maraknya tayangan kekerasan di stasiun televisi dapat membetnuk
sosialisasi bagi anak muda yang menontonnya, yang membuat anak muda berpikir
bahwa metode kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan hidup. Demikian
pula pada penyebaran tentang keistimewaan dari sebuah sulap melalui tayangan
The Master.
Entertainment
(Hiburan)
Penyiaran drama, tarian,
kesenian, sastra, musik, olah raga, permainan, melalui isyarat-isyarat,
lambang-lambang, suara dan gambar, bertujuan untuk menciptakan kesenangan yang
bersifat hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan
televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya.
Fungsi menghibur dari
komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan
pikiran khalayak, karena dengan melihat berita-berita ringan atau melihat
tayangan-tayang hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar
kembali.
Tags
Psikologi Sosial