Dimensi
iklim organisasi terdiri dari beberapa macam. Istilah iklim organisasi
(organizational climate) pertama kalinya dipakai oleh
Kurt Lewin pada
tahun 1930-an, yang
menggunakai istilah iklim psikologi (psychological
climate), kemudian istilah iklim organisasi dipakai oleh R. Tagiuri dan G.
Litwin. Menurut Tagiuri dan Litwin dalam Wirawan (2007) bahwa "Iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal yang secara relative terus
berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku setiap
anggotanya".
Sedangkan
Litwin dan Stringer dalam Wirawan (2007) menyatakan bahwa iklim organisasi sebagai "a concept describing the subjective nature
or quality of the organizational environment. Its properties can be perceived or experienced by members of the organization
and reported by them in an appropriate questionare.
Berdasarkan
kedua pengertian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa iklim organisasi merupakan
suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif atau kualitas lingkungan
organisasi.
Menurut Pines (1982), iklim kerja sebuah organisasi dapat diukur
melalui 4 (empat) dimensi sebagai berikut:
Dimensi Psikologis
Dimensi
psikologikal, yaitu meliputi variabel
seperti beban kerja, kurang otonomi, kurang pemenuhan sendiri (self-fulfilment
clershif ), dan kurang inovasi.
Dimensi Struktural
Dimensi struktural, yaitu meliputi variabel seperti
fisik, bunyi dan tingkat keserasian antara keperluan kerja dan struktur fisik.
Dimensi Sosil
Dimensi sosial, yaitu meliputi aspek interaksi
dengan klien (dari segi kuantitas dan ciri-ciri
permasalahannya), rekan sejawat (tingkat dukungan dan kerja sama dan
penyelia-penyelia dukungan dan imbalan).
Dimensi Birokratik
Dimensi birokratik, yaitu meliputi undang-undang dan peraturan-peraturan konflik peranan dan
kekaburan peranan.
Iklim organisasi
mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi.
Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di
dalam organisasi atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut.
Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam mengelola SDM. Iklim organisasi yang terbuka memacu pegawai untuk
mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan
balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani dengan cara
yang positif dan bijaksana. Iklim keterbukaan
bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua
anggota memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan tindakan
iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seorang tentang
apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku
anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh
seberapa
baik anggota diarahkan, dibangun
dan hargai oleh organisasi.
Kelneer dalam
Lila (2002) menyebutkan 6 (enam) dimensi iklim organisasi sebagai berikut:
Flexibility Conformity
Fleksibilitas dan comfomity merupakan kondisi
organisasi yang untuk memberikan keleluasan bertindak bagi karyawan serta melakukan
peyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini berkaitan dengan aturan
yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang ada. Penerimaan
terhadap ide- ide yang baru merupakan nilai pendukung didalam mengembangkan iklim
organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi.
Resposibility
Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan
pelaksanaan tugas organisasi yang diemban, karena mereka terlibat di dalam
proses yang sedang berjalan.
Standards
Perasaan karyawan tentang kondisi organisasi
dimana manajemen memberikan perhatian kepada pelaksanaan tugas dengan baik, tujuan
yang telah ditentukan.
Reward
Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawaan
tentang penghargaan dan pengakuan atas kerja baik.
Clarity
Terkait dengan perasaan pegawai bahwa
mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dengan pekerjaan, peranan dan
tujuan organisasi.
Tema Commitment
Berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai
perasaan bangga mereka memiliki organisasi dan kesediaan untuk berusaha
lebih saat dibutuhkan.
Tags
Industri dan Jasa