Ciri-ciri lembaga sosial mempunyai ciri
tersendiri. Alex Inkeles menjelaskan bahwa dalam struktur terdapat sistem
tindakan, yaitu seluruh perangkat kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai dan
cara-cara bertindak yang baku yang biasanya diwujudkan oleh suatu kelompok yang
mempunyai hubungan sosial timbal balik yang relatif langgeng. Perlu dipahami
bahwa dasar utama suatu lembaga adalah menyangkut stabilitas progresif, artinya
pola kehidupan baru dalam pemenuhan kebutuhan tertentu merupakan terminal
struktur yang berkemajuan. Aktivitas sosial yang dapat dihimpun menjadi
kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan erat dengan peranan-peranan dari perangkat
struktur dapat dinamakan lembaga (Kamanto Sunarto, 2006).
Ciri-ciri
umum lembaga sosial (kemasyarakatan), menurut Gillin and Gillin adalah sebagai
berikut:
- Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi dari pada pola-pola pemikiran dan pola-pola perikelakuan yang terwujud melelui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Lembaga kemasyarakatan terdiri dari unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional.
- Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan. Sistem- sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan, baru menjadi bagian lembaga kemasyarakatan setelah melewati waktu yang relatif lama. Misalnya suatu sistem pendidikan tertentu baru akan dapat diterapkan seluruhnya, setelah mengalami suatu percobaan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan biasanya juga berumur lama sekali, oleh karena pada umumnya orang menganggapnya sebagai himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok masyarakat yang sudah sewajarnya harus dipelihara.
- Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu. Mungkin tujuan-tujuan tersebut tidak sesuai atau sejalan dengan fungsi lembaga yang bersangkutan, apabila dipandang dari sudut kebudayaan secara keseluruhan.
- Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti misalnya bangunan, peralatan mesin-mesin dan sebagainya. Bentuk serta penggunaan alat-alat tersebut biasanya berlainan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
- Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri yang khas dari lembaga kemasyarakatan. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan.
- Suatu lembaga kemasyarakatan, mempunyai suatu tradisi yang tertulis ataupun yang tak tertulis, yang merumuskan tujuannya, tata-tertib yang berlaku dan lain-lain. Tradisi tersebut, merupakan dasar bagi lembaga itu didalam pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok dari pada masyarakat, dimana lembaga kemasyarakatan tersebut menjadi bagiannya (Soerjono Soekanto, 1983).
Secara
lebih singkat, Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, memperinci ciri-ciri
lembaga kemasyarakatan sebagai berikut:
- Merupakan unit yang fungsional, merupakan organisasi pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
- Mempunyai tingkat kekekalan tertentu, yaitu telah teruji dan berupa himpunan norma-norma pencapaian kebutuhan pokok yang sewajarnya harus dipertahankan.
- Mempunyai tujuan atau beberapa tujuan tertentu.
- Mempunyai perangkat peralatan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut, misalnya: bangunan gedung, mesin-mesin, alat-alat lain.
- Mempunyai alat pengebor semangat, misalnya: lambang-lambang, panji-panji, slogan-slogan, semboyan-semboyan dan lain sebagainya.
- Mempunyai tradisi atau tata-tertib sendiri.
Lembaga merupakan kumpulan dari berbagai cara
berperilaku yang diakui oleh anggota-anggota masyarakat sebagai sarana untuk
mengatur hubungan-hubungan sosial. Dengan demikian secara sosiologis, lembaga
dalam pengertian hubungan sosial dapat diartikan sebagai suatu jaringan proses
hubungan antar manusia dalam kehidupan masyarakat, di mana dalam proses tersebut
terdapat suatu pola perilaku yang disepakati bersama sebagai patokan agar
stabilitas kerjasama upaya mencapai tujuannya dapat terpelihara.
Dari segi integritas sosial dapat dipahami
bahwa lembaga mengandung unsur antar hubungan sosial berdasarkan kebutuhan
kerjasama saling melengkapi secara multidimensional. Kelebihan di satu pihak
merupakan kekurangan pihak lain, terjalin secara interdependensial dalam jangka
waktu yang cukup lama. Kalau reaksi terhadap suatu peristiwa terdapat persamaan
antara sebagian besar anggota suatu kelompok masyarakat, maka ada kecenderungan
integritas sosial semakin meningkat. Keadaan ini mencerminkan suatu pelembagaan
tentang kesamaan perilaku antar anggota kelompok dalam memenuhi segenap
kebutuhan bersamanya, khususnya mengenai selera, norma dan
kepentingan-kepentingan. Jadi lembaga sosial mengandung jaminan kesadaran
kelompok bahwa kepentingan-kepentingan kelompok itu dirasakan dan dihayati oleh
anggotanya sebagai kepentingan dirinya juga.
Tags
Psikologi Sosial
semoga dari artikel ini kita semua dapat mendirikan lembaga sosial, paling tidak dapat menjadi bagian dari lembaga tersebut.. amin.
BalasHapus