Banyak ahli yang memberikan penjelasan tentang
teori respon. Respons dikatakan Darly Beum sebagai tingkah laku balas atau
sikap yang menjadi tingkah laku adekuat. Sementara itu Scheerer menyebutkan
respons merupakan proses pengorganisasian rangsang dimana rangsang-rangsang prosikmal
di organisasikan. Sedemikian rupa sehingga sering terjadi representasi fenomenal
dari rangsang prosikmal (Sarwono, 1998).
Respon pada prosesnya didahului sikap
seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk
bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara
mengenai respon atau tidak respon tidak terlepas dari pembahasan sikap. Respon
juga diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum
pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak
serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.
Melihat sikap seseorang atau sekelompok orang
tehadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi
tersebut. Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan
perasaan, kecurigaan, dan prasangaka, pra pemahaman yang mendetail, ide-ide,
rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus.
Dari
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat
melalui:
- Pengaruh atau penolakan
- Penilaian
- Suka atau tidak suka
- Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi
Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana
respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti
perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni
cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut
mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik.
Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang
didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah
menghindar dan membenci objek tertentu.
Terdapat
dua jenis variable yang mempengaruhi respon:
- Variable struktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik
- Variable fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalanya kebutuhan suasana hati, penglaman masa lalu (Cruthefield, dalam Sarwono, 1998: 47)
Menurut Hunt (1962) orang dewasa mempunyai
sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus
untuk menangani representasi fenomenal dari keadaaan diluar individu.
Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa
yang terjadi diluar.
Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang
disebut Hunt sebagai suatu respon (Adi, 1994: 129). Teori rangsang balas
(stimulus respon theory) yang sering juga disebut sebagi teori penguat dapat
digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Yang
artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah
laku tertentu kalau ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini terjadi biasanya
terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang terdapat di
sekitar manusia.