Konflik terdiri dari beberapa tahapan.
Tahapan konflik perlu di analisis untuk mencegah lebih meluaskan sebuah
konflik. Menurut Fisher, dkk, menyebutkan ada beberapa alat bantu unntuk
menganalisis situasi konflik, salah satunya adalah penahapan konflik. Konflik
berubah setiap saat, melalui tahap aktivitas, intensitas, ketegangan dan
kekerasan yang berbeda (Fisher, 2001).
Tahapan
konflik adalah sebagai berikut:
Pra-Konflik
Merupakan periode dimana terdapat suatu
ketidaksesuain sasaran diantara dua pihak atau lebih, sehingga timbul konflik.
Konflik tersembunyi dari pandangan umum, meskipun salah satu pihak atau lebih
mungkin mengetahui potensi terjadi konfrontasi. Mungkin terdapat ketegangan
hubungan diantara beberapa pihak dan/ atau keinginan untuk menghindari kontak
satu sama lain.
Konfrontasi
Pada saat ini konflik menjadi semakin
terbuka. Jika hanya satu pihak yang merasa ada masalah, mungkin para
pendukungnya mulai melakukan demonstrasi atau perilaku konfrontatif lainnya.
Krisis
Ini merupakan puncak konflik, ketika
ketegangan dan/ kekerasan terjadi paling hebat. Dalam konflik skala besar, ini
merupakan periode perang, ketika orang-orang dari kedua pihak terbunuh.
Komunikasi normal diantara dua pihak kemungkinan putus, pernyataan-pernyataan
umum cenderung menuduh dan menentang pihak lainnya.
Akibat
Kedua pihak mungkin setuju bernegosiasi
dengan atau tanpa perantara. Suatu pihak yang mempunyai otoritas atau pihak
ketiga yang lebih berkuasa mungkin akan memaksa kedua pihak untuk menghentikan
pertikaian.
Pasca-Konflik
Akhirnya situasi diselesaikan dengan cara
mengakhiri berbagai konfrontasi kekerasan, ketegangan berkurang dan hubungan
mengarah lebih normal diantara kedua pihak. Namun jika isu-isu dan
masalah-masalah yang timbul karena sasran mereka saling bertentangan tidak
diatasi dengan baik, tahap ini sering kembali lagi menjadi situasi pra-konflik.
Tags
Psikologi Gender