Ada
beberapa makanan yang merupakan sumber zat besi. Ada dua jenis zat besi dalam
makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem dan bukan hem. Walaupun kandungan
zat besi hem dalam makanan hanya antara 5 – 10% tetapi penyerapannya hanya 5%.
Makanan hewani seperti daging, ikan dan ayam merupakan sumber utama zat besi
hem. Zat besi yang berasal dari hem merupakan Hb. Zat besi non hem terdapat
dalam pangan nabati, seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan
buah-buahan (Wirakusumah, 1999).
Asupan
zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat besi. Suplemen
ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi yaitu balita, anak
sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil.
Pemberian
suplemen tablet zat besi pada golongan tersebut dilakukan karena kebutuhan akan
zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari makan saja tidak dapat
mencukupi kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara
lain daging, terutama hati dan jeroan, apricot, prem kering, telur, polong
kering, kacang tanah dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003).
Penyerapan Zat Besi
Zat besi
diserap (absorbsi) terutama dalam duodenum dalam bentuk fero dan dalam suasana
asam (Soeparman, 1990). Penyerapan zat besi non hem sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor penghambat maupun pendorong, sedangkan zat besi hem tidak. Asam
askorbat (vitamin C) dan daging adalah faktor utama yang mendorong penyerapan
zat besi dikenal sebagai Meat, Fish, Poultry factory (MFP).
Tingkat
keasaman dalam lambung ikut mempengaruhi kelarutan dan penyerapan zat besi di
dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi pada saat perut kosong
atau sebelum makan, karena zat besi akan lebih efektif diserap apabila lambung
dalam keadaan asam (ph rendah).
Disamping faktor yang mendorong penyerapan zat besi non hem, terdapat
pula faktor yang menghambat penyerapan yaitu teh, kopi dan senyawa Ethylene
Diamine
Tetraacetit Acid (EDTA) yang biasa digunakan sebgai pengawet makanan yang
menyebabkan penurunan absorbsi zat besi non hem sebesar 50% (Wirakusumah,
1999).
Eksresi Zat Besi
Berbeda
dengan mineral lainnya, tubuh tidak dapat mengatur keseimbangan besi melalui
ekskresi. Besi dikeluarkan dari tubuh relatif konstan berkisar antara 1,0 – 1,5
mg setiap hari melalui rambut, kuku, keringat, air kemih dan terbanyak melalui
deskuamasi sel epitel saluran pencernaan.
Lain halnya dengan wanita yang sedang menstruasi dan wanita hamil setiap
hari kehilangan besi 0,5 – 1,0 mg atau 40 – 80 ml darah dan wanita yang sedang
menyusui sebanyak 1,0 mg sehari. Wanita yang melahirkan dengan pendarahan
normal akan kehilangan besi 500-550 mg (Soeparman, 1990).
Tags
Patologi