Banyak hal yang bisa menjadi sumber konflik
interpersonal. Sumber konflik interpersonal bisa berasal dari dalam diri maupun
dari luar. Ada banyak hal yang menjadi penyebab konflik dan dapat berupa
konflik tersembunyi (hidden conflicts) maupun konflik permukaan (surface
conflicts).
Konflik tersembunyi adalah penyebab konflik
yang sulit diidentifikasi dan biasanya bersifat emosional, seperti perasaan
sakit, rasa marah, rasa malu, ketidakpercayaan, atau kecemburuan. Sedangkan
konflik permukaan adalah penyebab konflik yang lebih mudah untuk dikenali dan
ditangani.
Berikut
ini adalah konflik permukaan yang menjadi sumber penyebab konflik, termasuk konflik
interpersonal (dalam Luthans, 2005):
Kompetisi Terhadap Sumber
Daya (Competition for Resources)
Pada tingkat personal, sumber daya dapat
dapat dikenali sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat, seperti perhatian,
cinta, pengenalan, penghargaan, bahkan penerimaan. Sebagai contoh, saat kita
berkompetisi untuk mendapatkan cinta atau perhatian dari seseorang, konflik
dapat muncul dalam bentuk hubungan personal, contohnya yaitu persaingan antar
saudara (sibling rivalry).
Dalam organisasi, sumber daya dikenali
sebagai sesuatu yang dapat dilihat, seperti gaji, promosi, dana kantor, ruang
kantor, perlengkapan, bahkan anggota. Menurut E.R. Smith & Mackie (1995),
konflik ini akan muncul pada saat sumber daya tidak mencukupi untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan setiap orang atau setiap kelompok.
Saling Ketergantungan Tugas
(Task Interdependence)
Saling ketergantungan tugas adalah
ketergantungan dari orang-orang atau kelompok-kelompok yang satu dengan yang
lainnya untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Saat satu atau lebih
individu memandang bahwa seseorang tidak melakukan bagian dari tugasnya, maka
konflik dapat muncul.
Sebagai contoh,manajer produksi yang memiliki
anak buah yang terlalu lama dalam menghasilkan suatu produk membuat akivitas
penjualan oleh bagian pemasaran menjadi terkendala, hal ini kemudian dapat
menyebabkan konflik di antara manajer produksi dan manajer pemasaran tersebut.
Ketidakjelasan Peraturan
(Jurisdictional Ambiguity)
Ketidakjelasan peraturan muncul ketika
batas-batas geografis atau garisgaris otoritas tidak jelas. Istilah tersebut
mencakup ketidakjelasan peran (role ambiguity) yang muncul ketika individu
tidak mengetahui atau bingung mengenai apa yang diharapkan dari diri mereka.
Ketidakjelasan peraturan sering muncul dalam situasi dan hubungan baru yang
dihasilkan dari perubahan organisasional.
Sebagai contoh, suatu perusahaan memutuskan
mengganti seluruh mesin ketiknya dengan komputer. Sebelumnya, bagian pengolahan
data memiliki wewenang dalam melakukan pemilihan dan pembelian perlengkapan
dalam pengolahan data, dan bagian administrasi juga diberikan wewenang yang
sama dalam pemilihan dan pembelian perlengkapan administrasi. Konflik muncul
ketika komputer yang dianggap sebagai alat pengolah data oleh bagian pengolahan
data juga digunakan oleh bagian adminstrasi yang menganggapnya sebagai
perlengkapan administrasi. Kedua pihak ini kemudian mengalami konflik dalam
menentukan siapa yang memiliki wewenang atas komputer-komputer tersebut.
Penghalang-Penghalang
Komunikasi (Communication Barriers)
Penghalang-penghalang
pada komunikasi interpersonal dapat berbentuk:
- Secara fisik, contohnya seperti lokasi kantor dari pekerjaan yang sama yang terpisah jaraknya, atau hubungan cinta jarak jauh
- Secara kebudayaan, yaitu seperti perbedaan bahasa, logat yang sulit untuk dimengerti, atau adat-istiadat yang berbeda
- Secara psikologis, yaitu seperti perbedaan kepribadian.
Kepribadian (Personality)
Konflik akan muncul di antara dua orang
dengan perbedaan kepribadian yang signifikan, dan orang-orang dengan
kepribadian sulit (difficult people) juga meningkatkan kemungkinan munculnya
konflik. Kepribadian sulit adalah orang-orang yang dengan sangat parah
menggunakan perilaku-perilaku interpersonal yang bermasalah dengan cara
berteriak, mengeluh, bertindak kasar untuk mengekspresikan diri mereka, untuk
memanipulasi perilaku orang lain, dan/atau untuk membuat orang lain merasa
inferior.
Orang-orang dengan kepribadian sulit ini
biasanya menggunakan dua tipe perilaku: secara verbal agresif atau pasif dan /
atau nonverbal (Raynes, 1997). Kedua tipe ini mencoba mengontrol situasi yang
menurut Brinkman dan Kirschner (1994) sebagai kebutuhan abnormal individu yang
tinggi akan kontrol, kesempurnaan, penerimaan dan afeksi yang menjadi dasar
pembentuk kepribadian sulit ini.
Tags
Psikologi Gender