Serat
makanan sangat penting bagi tubuh. Sepanjang abad ini, peranan serat makanan banyak
diperdebatkan, sekarang banyak dokter dan ahli gizi menganjurkan supaya serat
selalu terdapat dalam makanan utama untuk mencegah konstipasi, kemudian karena
beberapa alasan penelitian ini merupakan hal yang rumit dan melibatkan
“perilaku sais” perubahan cara makan (Diet) karena kehidupan kota (urban)
meningkat dan reaksi medis masih terhadap peranan serat yang dibesar-besarkan
oleh vegetarian, selain itu perhatian para ahli banyak terserap pada
masalah-masalah menarik dalam bidang gizi dengan adanya penemuan asam amino
esensial, lemak, vitamin, dan unsur-unsur makro. Sehingga perhatian terhadap
masalah serat yang nampaknya tidak ada hubungannya dengan gizi berkurang
(Robert E Olson, 1987).
Dalam
dasawarsa ini serat makanan mendapat perhatian orang. Sumber utama serat ini
adalah hasil tanaman. Khususnya dinding sel tanaman dari sayur dan buah-buahan.
Serat makanan pada umumnya terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin,
gum dan musilase. Meskipun dari dulu tidak pernah dianggap sebagai zat gzi,
kini serat telah diakui sebagai bahan penting di bidang gizi (Winarno, 1993)
Definisi dan Jenis Serat Makanan
Serat makanan
adalah komponen dari tumbuhan yang dikonsumsi dan tidak dapat dicerna oleh
sistem pencernaan manusia (Saptorini, 2002)
Jenis serat digolongkan:
Serat tidak larut dalam
air
- Selulosa --- Selulosa merupakan serat-serat panjang yang terbentuk dari homopolimer glukosa rantai linier. Rantai molekul pembentuk selulosa akan semakin panjang seiring dengan meningkatnya umur tanaman. Didalam tanaman, fungsi selulosa adalah memperkuat dinding sel tanaman. Sedangkan didalam pencernaan, berperan sebagai pengikat air, namun jenis serat ini tidak larut dalam air. Didalam kolon, selulosa akan mempengaruhi masa feces. Sayur-sayuran dan buah-buahan paling banyak mengandung selulosa dan akan mengalami perubahan tekstur pada proses penyimpanan dan pengolahan.
- Hemiselulosa --- Hemiselulosa memiliki rantai molekul lebih pendek di banding selulosa. Unit monomer pembentuk hemiselulosa tidak sama dengan unit penyusun heteromer. Unit ini terdiri dari heksosa dan pentosa. Hemiselulosa berfungsi memperkuat makanan dinding sel tanaman dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman. Sifatnya sama dengan selulosa, yaitu mampu berikatan dengan air. Jenis ini banyak ditemukan pada makanan serealia, sayur-sayuran, buah-buahan. Selama proses penyimpanan dan pengolahan, kandungan hemiselulosa yang terdapat dalam bahan makanan mudah mengalami perubahan tekstur.
- Lignin --- Lignin termasuk senyawa aromatik yang tersusun dari polimer fenil propan. Lignin bersama-sama holoselulosa (merupakan gabungan antara selulosa) berfungsi membentuk jaringan tanaman, terutama memperkuat sel-sel kayu. Ikatan dengan jenis serat lain menyebabkan lignin agak sukar difermentasi oleh bakteri kolon. Kandungan lignin yang terdapat pada tanaman tidak sama, tergantung jenis dan umur tanaman. Serelia dan kacang-kacangan merupakan bahan makanan sumber serat lignin.
Serat yang larut dalam air
- Pektin --- Pektin terdapat dalam dinding sel primer tanaman dan berfungsi sebagai perekat antara dinding sel tanaman. Pektin merupakan polimer dari glukosa dan asam galakturonat (turunan dari galaktosa) dengan jumlah asam galakturonat lebih banyak. Sifatnya yang membentuk gel dapat mempengaruhi metabolisme zat gizi. Kandungan pektin pada buah, selain memberikan ketebalan pada kulit juga dapat mempertahankan kadar buah air. Semakin matang buah maka kandungan pektin dan kemampuan membentuk gel semakin berkurang.
- Musilase --- Musilase ditemukan dalam lapisan endosperma biji tanaman. Strukturnya menyerupai hemiselulosa, tetapi tidak termasuk dalam golongan tersebut karena letak dan fungsinya berbeda. Musilase mampu mengikat air sehingga kadar air dalam biji tanaman tetap bertahan. Selain itu, musilase juga mampu membentuk gel yang mempengaruhi metabolisme dalam tubuh. Serat jenis ini banyak ditemukan pada serealia dan kacang- kacangan.
- Gum --- Gum terdapat pada bagian lamela tengah atau diantara dinding sel tanaman. Komposisinya lebih sedikit dibandingkan dengan jenis serat yang lain. Namun, kegunaannya amat penting, yaitu sebagai penutup dan pelindung bagian tanaman yang terluka. Oleh karena memliki molekul hidrofik yang berkombinasi dengan air, menyebabkan gum mempu membentuk gel. Gum juga ada yang terbentuk dari turunan pati dan selulosa. Jenis gum semacam ini banyak ditemukan pada kacang- kacangan, sayuran, dan buah-buahan. Gum dapat pula ditemukan pada batang akasia. Gum pada tanaman akasia dikenal sebagai gum yang mengandung molekul arabinosa, rhamnosa, galaktosa, dan asam glukoronat. Gum jenis ini biasanya tidak digunakan untuk diit, tetapi sebagai bahan tambahan dalam pembuatan makanan, yaitu sebagai stabiliser (pengikat) (Sulistijani, 1998)
Sumber
Serat
Sayur-sayuran, buah-buahan,
biji-bijian dan serealia
merupakan makanan sumber serat yang baik, sedangkan jenis makanan hewani
seperti daging, susu, telur dan mentega serta minyak merupakan makanan yang
sama sekali tiak mengandung serat karena besarnya peranan serat dalam sistem pencernaan. Maka di AS mulai dilkembalikan
produksi roti tinggi serat untuk mempertinggi konsumsi serat mereka. Roti
tinggi serat mengandung 70 % bubuk selulosa yang dicampur dalam pembuatan roti
(Nursanyoto, 1992)
Manfaat
Serat
Menurut
Burkitt, Walker, Painter bahwa selulosa, lignin, dan pektin sebagai serat telah
lama dikenal dan diketahui sangat berperan di dalam membantu pencernaan makanan
di usus halus. Beberapa ilmuwan di Inggris mengungkapkan suatu teori bahwa
konsumsi serat yang tinggi mampu mencegah penyakit dan infeksi pada saluran
pencernaan. Hal ini didasari oleh pengamatan atas penduduk didaerah pedalaman,
mereka masih mengkonsumsi serta dalam jumlah yang cukup banyak pada saat mereka
berurbanisasi ke kota-kota besar atau ke
daerah yang ramai
mereka umumnya mengalami
kelainan metabolik dan menderita kanker pada usus bersarnya. Setelah di
pelajari sebabnya maka dapat disimpulkan bahwa perubahan tipe-tipe makanan dari
tinggi serat ketika tinggal di daerah pendalaman menjadi rendah serat
ketika tinggal di
kota-kota besar, itulah
yang menyebabkan timbulnya insiden diatas (Hertag N, 1992). Efek yang
bisa dibagi menjadi efek yang berhubungan dengan rasa kenyang.
Efek pada saluran pencernaan dan pada sirkulasi
enterohepatik:
- Rasa kenyang, bagi Heaton, fungsi utama serat dalam kedudukannya sebagai komponen makanan adalah meningkatkan kebutuhan tubuh untuk mengunyah dan karena serat tidak bisa dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia, maka serat akan masuk kedalam kolom dalam kedaan utuh. Dalam keadaan utuh, serat membutuhkan tempat yang lebih luas, sehingga memberikan perasaan kenyang tanpa menambah kalor,i serat merupakan penghalang alami terhadap pemasukan energi yang berlebihan.
- Makanan berserat dan penyakit jantung. Penyelidikan pada Vegetarian, menunjukkan konsentrasi kolesterol pada serumnya lebih renah, menunjukkan konsentrasi kolesterol pada serumnya lebih rendah dan tingkat terjadinya penyakit jantung koroner pada kelompok ini lebih rendah dibandingkan dengan kelompok lain yang mengkonsumsi daging sehingga semakin tinggi kolesterol jika tidak diimbangi dengan asupan serat yang cukup maka akan terjadi atherosklerosis, dimana terjadi penyumbatan pada pembuluh koroner karena kolesterol plasma yang menumpuk.
Menurut
Reily dan Kirsner bahwa ada hubungan yang erat antara makanan yang rendah serat
dengan terjadinya penyakit non infeksi pada saluran pencernaan juga dibuktikan
di Rumah Sakit pada penyelidikan tentang kelainan yang biasanya terjadi di usus
besar (diver ticulas is ). Penyakit ini digambarkan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya luka atau lumbung kecil pada usus besar tersebut (Nursanyoto,
1992) Serat merupakan suatu subtansi yang berperan dalam
proses pengerasan feses. Kandungan serat yang tinggi dalam makanan membuat feses lebih
lancar keluar. Maka secara teoritis dikatakan bahwa makanan yang tinggi serat
akan memperpendek aktifitas bakteri yang terdapat pada usus karena makanan yang
mengandung tinggi serat akan memperlancar dan mempercepat pengeluaran feses.
Pada makanan yang mengandung serat sedikit, maka feses akan lebih lama terhadap
di usus, oleh karenanya akan merangsang metabolisme bakteri usus. Produk aktif
metabolisme bakteri akan melukai dinding saluran pencernaan. (F.G Winarno,
1993)
Konsumsi Serat
Konsumsi
serat makanan di Inggris hanya sekitar 32-40 gram sehari perorang, untuk
penduduk Asia dan Afrika rata-rata 55-125 gram perorang perhari (F.G. Winarno).
Dan di Amerika disarankan untuk mengkonsumsi serat antara 40-51 gram perhari,
serta di Indonesia dianjurkan untuk mengkonsumsi serat antara 20-35 gram
perhari. Penambahan konsumsi harus
bertahap karena penambahan yang mendadak
dapat menyebabkan flatus, kram yang mungkin biasa, pengaruh ini biasanya hanya
beberapa hari sampai terjadi adaptasi. Perlu diingat bila konsumsi banyak serat
harus cukup minum (Sutarjo, 1993)
Dari hasil penelitian Dr.Arifin
Ahmad, 1998 di
Jakarta ditemukan 94% subyek penelitian penderita PJK hanya mengkonsumsi
7,5 gram serat perhari. Angka ini lebih rendah dan rata-rata nasional
konsumsi serat penduduk Indonesia yaitu sebanyak
10,5 gram. (Puslitbang Gizi
Depkes RI tahun 2001) berarti hal ini sangat kurang jika dibandingkan dengan
anjuran para pakar gizi dan lembaga kesehatan dunia yang, menganjurkan konsumsi
serat 25 - 35 gram perhari.
Anjuran penggunaan serat
Menurut
Mayer dan Goldberg (1990), orang dewasa sehat dianjurkan mengkonsumsi serat
makanan yang dianjurklan sedikit 10-13 g/1.000 galon. Konsumsi serat makanan yang dianjurkan untuk
pria dewasa sebanvak 27-35 g/hari (dengan rata-rata konsumsi energi 2.700
kal/hari) dan untuk wanita dewasa sebanyak 21-27 g/hari (dengan rata- rata
konsumsi energi 2.100 kal/hari). Data lain juga diberikan oleh "National
Cancer Institute", Amerika Serikat yang menganjurkan konsumsi serat
makanan untuk orang
dewasa adalah sebanyak 20-30 g/hari.
Sedangkan "Amerika Diet
Association" (ADA) merekomendasikan
konsumsi serat makanan untuk orang dewasa sebanyak 25-35 g/hari."
Serat yang
direkomendasikan untuk penderita
jantung koroner, dikhususkan pada
jenis serat larut,yang harus di konsumsi sehingga mencapai 35 gr per
hari.Karena untuk mengikat kolesterol yang dihasilkan oleh tubuh sendiri dalam
bentuk garam empedu sehingga kolesterol ini tidak diserap kembali oleh usus.
Tags
Gizi dan Nutrisi
artikel yang bagus dari saduran berbagai sumber. terima kasih!
BalasHapuswah ternyata serat itu sangat berguna ya...
BalasHapusTerimakasih untuk infonya sangat berguna sekali untuk kesehatan
BalasHapus