Sejarah
perkembangan obat sangat penjang mengikuti sejarah perkembangan manusia itu
sendiri. Masyarakat sering menamakan obat untuk segala sesuatu yang dapat
menyembuhkan. Tidak selalu berupa materi tetapi juga hal- hal yang non materi,
seperti tenaga dalam, mantra, doa, dan lain sebagainya. Saat ini upaya
pengobatan telah berkembang amat luas, pengobatan pengobatan tradisional pun
mulai banyak dikembangkan sehinggga muncullah istilah-istilah pengobatan
alternatif seperti pengobatan herbal, aromaterapi, terapi air, terapi urin, dan
lain sebagainya.
Pada
awalnya orang-orang terdahulu menemukan obat dengan jalan mencoba-coba. Melalui
serangkaian pengalaman yang turun-temurun, mereka mempercayai bahwa akar-akaran
atau dedaunan tertentu dapat digunakan untuk mengobati penyakit. Setelah ilmu
pengetahuan berkembang, mulailah dilakukan penelitian-penelitian ilmiah. Banyak
di antara penelitian tersebut pada awalnya mengacu pada obat tradisional yang
ada, dan memang pada kenyataanya banyak juga yang benar-benar mengandung
senyawa obat yang diinginkan (Widodo, 2004).
Namun
tidak semua obat memulai riwayatnya sebagai obat anti-penyakit. Contohnya
strychnine dan kurare pada awalnya digunakan sebagai racun panah pribumi Arfika
dan Amerika Selatan. Obat-obat yang semula diperoleh secara ilmiah itu memiliki
aktivitas dan efek yang seringkali berbeda satu sama lain, tergantung dari asal
tanaman dan cara pembuatannya. Hal ini dianggap kurang memuaskan dan sulit
menentukan dosis yang tepat.
Melalui
penelitian yang terus berkembang, ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi
zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman- tanaman. Hasil percobaan mereka
adalah zat kimia, yang terkenal diantaranya ialah efedrin dari tanaman Ephedra
vulgaris, atropine dari Atropa belladonna, morfin dari candu (Papaver
somniferum) dan digoksin dari Digitalis lanata. Tidak puas dengan mendapatkan
obat dari ekstraksi tumbuhan atau hewan maka pada permulaan abad ke- 20,
obat-obat kimia sintetik mulai dikenal seperti Salvarsan dan Aspirin.
Sejak
tahun 1945 ilmu-ilmu kimia, fisika dan kedokteran berkembang dengan pesat, dan
ha ini menguntungkan sekali bagi penyelidikan yang sistematis dari obat- obat
baru. Beribu-ribu zat sintetik telah ditemukan, rata-rata 500 obat setiap
tahunnya, yang mengakibatkan perkembangan revolsioner di bidang farmako-terapi.
Kebanyakan obat kuno ditinggalkan diganti dengan obat-obat modern (Yahya et al,
1992).
Tags
Gizi dan Nutrisi
hmm asal penggunaannya disesuaikan dengan dosis yg dibutuhkan ya gan...
BalasHapus