Pola makan diet sehat adalah cara seseorang
atau sekelompok orang dalam memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh
fisiologis, psikologis, kebudayaan, dan sosial (Suharjo, 1989). Dengan pola
makan diet sehat, upaya pelangsingan tidak akan membuat tubuh lemas atau pucat.
Metode ini memungkinkan kebutuhan gizi tetap terpenuhi meskipun sedang
melakukan upaya penurunan berat badan dan dapat beraktivitas dengan baik dan
hidup menjadi lebih sehat (Iping, 2006).
Dalam pengaturan pola makan diet sehat,
hal-hal yang harus dilakukan yaitu:
Mengurangi Porsi Makan
Makanan penghasil energi sangat dibutuhkan
oleh manusia. Energi dibutuhkan untuk bergerak, berfikir, berbicara, makan, dan
melakukan aktivitas lainnya. Kurang energi menyebabkan tubuh rentan terhadap penyakit,
lesu dan tidak bergairah, wajah kusam, dan kulit tidak segar dan orang dapat
tampak lebih tua sebelum waktunya (Iping, 2006).
Dalam melakukan diet sehat, jumlah makanan
yang dikonsumsi harus dibatasi. Namun, sama sekali tidak ada makanan yang perlu
dihindari apalagi dipantang. Utamakan makanan yang berkualitas dan kaya gizi.
Mulailah dengan mengkonsumsi makanan porsi normal, sedikit demi sedikit kurangi
porsi makan menjadi ¾ porsi sampai ½ porsi normal (Iping, 2006).
Dibandingkan fungsi tubuh lainnya, fungsi
pencernaan menggunakan energi paling besar. Oleh karena itu, makan berlebihan
akan menguras energi dan mempekerjakan sistem tubuh lebih keras. Hal ini dapat
diamati saat seseorang lesu atau mengantuk jika makan kekenyangan. Itu
disebabkan karena tubuh terpaksa mengerahkan sebagian besar darah dan energinya
ke fungsi pencernaan sehingga fungsi tubuh lain kekurangan energi dan oksigen.
Akibatnya, organ tubuh lebih mudah rusak dan sistem metabolisme mengalami
penurunan fungsi (Iping, 2006).
Mengubah Pola Makan
Remaja puteri yang sedang melakukan diet,
pola makan yang dilakukan yaitu tidak makan (terutama tidak makan pagi dan
makan malam), kegemaran makan snacks, makan makanan siap saji, gemar
mengkonsumsi minuman ringan, rendah serat dan remaja puteri sering memodifikasi
makanan mereka sendiri tanpa pengawasan dan bimbingan dari dokter dan ahli gizi
(Sayogo, 2006).
Pola makan remaja puteri cenderung
menggemukkan. Pola makan ini erat kaitannya dengan gaya hidup seseorang. Tidak
sedikit remaja puteri terbiasa makan bukan pada saatnya makan, makan berlebihan
dan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Hal ini terjadi karena faktor
kebiasaan (Iping, 2006).
Jika mengikuti pola makan diet sehat, berarti
harus mengawalinya dengan mengubah pola makan. Mulailah dengan cara
mengkonsumsi makanan dalam kuantitas kecil tetapi berkualitas tinggi yang
artinya makanlah makanan yang memiliki nilai gizi yang baik tetapi dalam jumlah
yang cukup (Iping, 2006).
Pola makan diet sehat berpusat pada
pembentukan sistem pencernaan. Sistem ini dibentuk agar menjadi lebih kecil
daripada sebelumnya sehingga daya tampungnya juga mengecil. Penyakit jantung,
gagal ginjal, pembengkakan hati, diabetes, dan kanker bukan hanya dikarenakan
faktor keturunan, seperti anggapan kebanyakan orang selama ini. Bentuk fisik
gen bisa diturunkan, misalnya hidung mancung atau kulit hitam, tetapi penyakit
degeneratif dapat terjadi akibat pola hidup dan makan yang tidak sehat.
Biasanya, orangtua yang obesitas mewariskan pola makan yang sama kepada
anaknya. Jika kelak anaknya menderita kegemukan, berarti bukan karena
obesitasnya yang diturunkan melainkan pola makannya yang diturunkan kepada
anaknya (Iping, 2006).
Metode
diet sehat mewajibkan 3 kali makan dalam sehari, dengan jadwal makan sebagai
berikut:
- Makan pagi : pukul 07.00-08.00 atau 08.00-09.00 atau 09.00-10.00
- Makan siang : pukul 12.00-13.00 atau 13.00-14.00
- Makan malam : pukul 18.00-19.00 atau 19.00-20.00 atau 20.00-21.00
Waktu makan disesuaikan menurut kebiasaan
masing-masing, yang terpenting adalah konsisten setiap harinya, yang artinya
jika kita memulai makan pagi pukul 07.00-08.00 pagi maka setiap sarapan pagi
harus pada jam tersebut, begitu juga saat makan siang dan makan malam (Iping,
2006).
Remaja puteri banyak yang berpikiran bahwa
untuk menurunkan berat badan mereka harus menghilangkan sarapan pagi dari
jadwal makannya. Mereka berusaha untuk menunda jam makan pagi dan menggesernya
ke jadwal makan siang dalam waktu yang lama. Cara ini banyak yang menganggap
jumlah makanan yang dikonsumsi berkurang, dan itu artinya berat badan pun akan
turun. Pemikiran sama sekali tidak benar. Makan pagi yang berkualitas justru
dapat menyukseskan program diet, dengan sarapan pagi yang baik remaja lebih
mudah terhindar dari rasa lapar dan remaja bisa berkonsentrasi dalam belajar.
Selain itu, meskipun mengurangi porsi makan di jam makan berikutnya, kondisi
tubuh akan tetap fit. Program pelangsingan pun menjadi lebih mudah dan efektif
(Iping, 2006).
Memperkecil Sistem
Pencernaan
Hal yang paling penting untuk diingat dalam
melakukan diet sehat adalah upaya mengurangi beban kerja pencernaan dan
membentuk “ mesin pencernaan”. Ibarat kendaraan bermotor dari kapasitas mesin
(cc) yang besar menjadi kapasitas mesin (cc) yang kecil. Oleh karena itu, hal
penting yang harus diingat adalah bukan hanya jenis makanan yang dikonsumsi,
tetapi juga jumlah makanan yang dimakan pada setiap kali makan (Iping, 2006).
Diet sehat mudah dijalankan. Namun, pastikan
dalam makanan tersebut terdapat kandungan aneka gizi, terutama protein. Karena
protein merupakan unsur gizi yang sangat penting, fungsinya mengganti sel-sel
tubuh yang rusak, memperbaiki jaringan tubuh, dan membantu pembentukan hormon.
Fungsi tersebut terkait dengan perbaikan sistem metabolisme (Iping, 2006).
Berikut
ini beberapa hal yang perlu diingat dan menjadi pedoman agar terbentuk sistem
pencernaan orang langsing dan sehat:
- Ingat sarapan pagi itu penting, tidak boleh meninggalkan sarapan pagi, karena jika tidak, tubuh akan merasa lapar. Tubuh yang kekurangan energi tidak bisa bekerja optimal.
- Jangan menunggu hingga terlalu lapar dan tepati jam makan yang sudah ditentukan.
- Jika merasa lapar diluar jam makan (biasanya sekitar pukul 15.00-17.00), konsumsilah 2-3 keping biskuit (cookies).
- Pilih makanan yang segar dan komposisikan dengan benar. Jangan menganggap makan setumpuk sayur akan membuat kurus. Meskipun hanya sekedar makan sayuran atau buah, tetapi jika jumlahnya banyak, maka tetap akan memperbesar kapasitas lambung.
- Lebih baik makan tiga kali sehari dalam porsi setengah dari porsi makan biasa, daripada satu kali makan sehari tetapi dalam bentuk porsi besar.
- Makan dengan perlahan-lahan, cara ini efektif untuk menimbulkan rasa kenyang meskipun makan dalam jumlah sedikit (misalnya setengah porsi). Hal ini juga dapat membina perilaku seperti halnya kebiasaan orang kurus yang umumnya makan dengan lambat.
- Konsumsi daging, ikan, telur, susu, seafood sesuai dengan takarannya.
Tags
Gizi dan Nutrisi