Perkembangan konsep diri tidak selalu mengikuti
perkembangan usia kronologis. Konsep diri terbentuk melalui sejumlah besar
pengalaman yang tersusun secara hirarki. Jadi konsep diri yang pertema
terbentuk merupakan dasar bagi konsep diri berikutnya. Berdasarkan pendekatan
psikologi kognitif, pengenalan akan diri pertama kali disebut dengan self
schema. Pengalaman dengan anggota keluarga dalam hal ini orang tua memberikan
informasi mengenai siapa kita. Self Schema ini kemudian berkembang menjadi
priming, proses dimana ada memori yang mengingatkan kita mengenai sesuatu yang
terjadi di masa lalu. Peran yang kemudian kita jalankan kelak akan berkembang
menjadi konsep diri (Deaux, 1993).
Konsep diri yang pertama kali terbentuk
disebut konsep diri primer (Hurlock, 1974). Hal ini diperoleh di lingkungan
keluarga terutama pada tahun– tahun awal kehidupan. Kemudian konsep diri akan
terus berkembang sejalan dengan semakin luasnya hubungan sosial yang diperoleh
anak. Bagaimana orang-orang disekitarnya memperlakukan dirinya, apa yang mereka
katakan tentang dirinya, status yang diraihnya dalam kelompok akan memperkuat
dan memodifikasi konsep diri yang telah terbentuk dalam keluarga.
Oleh karena struktur konsep diri tersebut
berkembang secara hirarkis dan saling terkait satu sama lainnya, maka ia akan
mencapai tingkat perkembangan tertentu yang relatif stabil. Namun ada juga
pendapat yang mengatakan bahwa sepanjang kehidupan seseorang konsep diri
individu secara kontinu akan berkembang dan berubah (Fitts, 1971 & Hurlock,
1974).
Sumber informasi untuk konsep diri adalah
interaksi individu dengan orang lain. Individu menggunakan orang lain untuk
menunjukkan siapa dia (Cooley dalam Calhoun & Acocella, 1990). Individu
membayangkan bagaimana pandangan orang lain terhadapnya dan bagaimana mereka
menilai penampilannya. Penilaian pandangan orang lain diambil sebagai gambaran tentang
diri individu.
Orang lain yang dianggap bisa mempengaruhi
konsep diri seseorang adalah (menurut Calhoun dan Accocela, 1990 ):
Orang tua
Orang tua memberikan pengaruh yang paling
kuat karena kontak sosial yang paling awal dialami manusia. Orang tua
memberikan informasi yang menetap tentang diri individu, mereka juga menetapkan
pengharapan bagi anaknya. Orang tua juga mengajarkan anak bagaimana menilai
diri sendiri.
Teman sebaya
Kelompok teman sebaya menduduki tempat kedua
setelah orang tua terutama dalam mempengaruhi konsep diri anak. Masalah
penerimaan atau penolakan dalam kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap diri
anak.
Masyarakat
Masyarakat punya harapan tertentu terhadap
seseorang dan harapan ini masuk ke dalam diri individu, dimana individu akan
berusaha melaksanakan harapan tersebut.
Hasil dari proses belajar
Belajar adalah merupakan hasil perubahan
permanen yang terjadi dalam diri individu akibat dari pengalaman (Hilgard &
Bower, dalam Calhoun & Acocella; 1990). Pengalaman dengan lingkungan dan
orang sekitar akan memberikan masukan mengenai akibat suatu perilaku. Akibat
ini bisa menjadi berbentuk sesuatu yang positif maupun negatif.