Banyak faktor penyebab kesepian. Faktor
perkembangan rentang kehidupan penting dalam menjelaskan penyebab kesepian,
namun ada banyak penyebab kesepian yang lain (de Jong-Gierveld, dalam Brehm,
2002). Brehm (2002) mengatakan bahwa secara umum kesepian disebabkan oleh
kurangnya hubungan sosial.
Berikut merupakan penyebab kesepian, yaitu:
Ketidakadekuatan dalam
hubungan yang dimiliki
Brehm (2002) mengatakan ada sejumlah alasan
mengapa seseorang merasa tidak puas dengan hubungan yang dimiliki.
Rubenstein
& Shaver (dalam Brehm, 2002) menyimpulkan alasan yang dikemukan oleh orang-orang
yang kesepian, yaitu:
- Being unattached; tidak memiliki pasangan, tidak memiliki patner seksual, berpisah dengan pasangan atau kekasih.
- Alienation; merasa berbeda, merasa tidak dimengerti, tidak dibutuhkan, dan tidak memiliki teman dekat.
- Being alone; pulang ke rumah tanpa ada yang menyabut.
- Forced isolation; dikurung di dalam rumah, dirawat inap di rumah sakit, tidak bisa kemana-mana.
- Dislocation; jauh dari rumah (merantau), memulai pekerjaan atau sekolah baru, sering pindah rumah, dan sering melakukan perjalanan jauh.
Perubahan dalam hubungan
yang diinginkan seseorang
Berdasarkan model Perlam & Peplau (dalam
Brehm, 2002) kesepian dapat juga berkembang karena perubahan dalam ide
seseorang tentang apa yang diinginkan seseorang dalam suatu hubungan. Pada saat
tertentu hubungan sosial yang dimiliki seseorang cukup memuaskan sehingga orang
tersebut tidak mengalami kesepian. Tetapi pada saat yang lain, dimana hubungan tersebut
tidak lagi memuaskan karena orang itu telah merubah apa yang diinginkannya dari
hubungan tersebut.
Menurut Perlman & Peplau, dkk. ( dalam
Brehm, 2002) perubahan itu dapat muncul dari beberapa sumber yaitu perubahan
mood dan jenis hubungan yang diinginkan seseorang. Ketika dalam keadaan senang
jenis hubungan yang diinginkan seseorang mungkin berbeda dengan jenis hubungan
saat sedih; usia, seiring dengan bertambahnya usia akan membawa berbagai
perubahan yang akan mempengaruhi harapan atau keinginan seseorang terhadap
suatu hubungan. Selain itu, perubahan situasi juga dapat berperan. Banyak orang
yang tidak mau menjalin hubungan emosional yang dekat dengan orang lain ketika
mereka sedang membina karir.
Self esteem
Kesepian berhubungan dengan self esteem yang
rendah (Brehm, 2002). Orang yang memiliki self esteem yang rendah cenderung
merasa tidak nyaman pada situasi yang berisiko secara sosial, misalnya
berbicara di umum dan berada di kerumunan orang yang tidak dikenal. Dalam keadaan
seperti ini orang tersebut akan menghindari kontak-kontak sosial tertentu
secara terus-menerus, akibatnya individu tersebut akan mengalami kesepian.
Perilaku interpersonal
Menurut Brehm (2002) Seseorang yang mengalami
kesepian akan menyebabkan individu tersebut mengalami kesulitan dalam membangun
hubungan dengan orang lain. Orang yang kesepian cenderung menilai orang lain
secara negatif, kurang menyukai orang lain, tidak mempercayai orang
lain,menginterpretasikan tindakan orang lain secara negatif, dan cenderung
memiliki sikap yang bermusuhan. Selanjutnya, orang yang kesepian cenderung
terhambat dalam keterampilan sosial, cenderung pasif, dan ragu-ragu dalam
mengungkapkan pendapat di depan umum, cenderung kurang responsif dan kurang
sensitif secara sosial. Selain itu, orang yang kesepian juga cenderung lambat
dalam membangun hubungan intim dengan orang lain. Perilaku tersebut menyebabkan
individu memiliki kesempatan yang terbatas bersama-sama dengan orang lain
sehingga menyebabkan pola interaksi yang tidak memuaskan.
Social anxiety and Shyness
Kesepian merupakan salah satu masalah dari
sejumlah permasalahan yang termasuk dalam distress individu dan ketidakpuasan
sosial (Brehm, 2002). Masalah lainnya seperti social anxiety (kecemasan sosial)
merupakan perasaan tidak nyaman akan kehadiran orang lain. Ada beberapa tipe kecemasan
sosial seperti ketakutan berbicara di depan umum, dan shyness (malu) yang
digabungkan dengan social inhibition dan menghindari perasaan tidak nyaman
dalam hubungan interpersonal. Kesepian, rasa malu, dan kecemasan sosial saling
berhubungan (Brehm, 2002).
Depresi
Depresi merupakan karakteristik dari perasaan
negatif (seperti perasaan sedih), harga diri yang rendah, pesimis, kurangnya
inisiatif, dan proses berpikir yang lambat (Holmes, dalam Brehm, 2002). Brehm
(2002) mengatakan kesepian dan depresi sering terjadi secara bersamaan, namun tidak
pada kondisi yang identik.
Causal atribusi
Menurut Perlamn & Peplau (dalam Brehm,
2002) atribusi individu seperti harga diri, dan keterampilan sosial dapat
diklasifikasikan sebagai predisposisi penyebab kesepian. Bagaimana seseorang
mengatribusikan penyebab kesepiannya dapat membuat kesepian individu tersebut
semakin kuat dan menetap.