Penyebab abortus terdiri dari beberapa macam
sebab, baik disebabkan oleh faktor internal, maupun faktor eksternal. Secara
umum abortus dapat disebabkan oleh Wanita itu sendiri (maternal) seperti
abnormalitas traktus genitalis, trauma, infeksi rubella, infeksi chlamydia,
penyakit-penyakit vaskular, kelainan endokrin, penyakit sistemik, faktor
imunologis, dimana jika kondisi ini tidak terkontrol dengan baik dapat
meningkatkan resiko keguguran (Edmonds, 1992 dalam Bennett & Brown, 1999).
Kejadian abortus meningkat pada wanita hamil
yang berumur 30 tahun atau 35 tahun, hal ini disebabkan meningkatnya kelainan
genetik seperti mutasi dan kelainan maternal pada usia tersebut (Chalik, 1998).
Menurut Llewellyn-Jones (2002) frekuensi abortus meningkat bersamaan dengan
meningkatnya angka graviditas.
Apabila
terdapat riwayat abortus, maka kemungkinan terjadi abortus pada kehamilan yang
selanjutnya akan meningkat (Henderson dan Jones, 2006).
- Janin: seperti kelainan kromosom, kelainan ovum, blighted ovum, abnormalitas pembentukan plasenta.
- Sperma: sperma yang mengalami translokasi kromosom apabila berhasil menembus zona pellusida dari ovum akan menghasilkan zigot yang memiliki material kromosom yang tidak normal sehingga dapat menyebabkan keguguran. Penyebab eksternal: radiasi, obat-obatan dan bahan kimia. Penyebab lain yang tidak diketahui.
Setengah dari kasus abortus disebabkan oleh
abnormalitas janin dengan jumlah sisanya sebagian diakibatkan oleh sebab- sebab
yang tidak diketahui dan oleh berbagai penyebab lain (Bennett & Brown,
1999).
Tags
Kehamilan