Pengertian Penyakit
Gastrointestinal
Penyakit gastrointestinal ialah suatu
kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan. Penyakit Gastrointestinal
yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus), lambung
(gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran
empedu (traktus biliaris) dan pankreas (Sujono Hadi, 2002).
Pencernaan makanan ialah suatu proses
biokimia yang bertujuan mengolah makanan yang dimakan menjadi zat-zat yang
mudah dapat diserap oleh selaput-selaput lendir usus, bilamana zat-zat tersebut
diperlukan oleh badan(Sujono Hadi, 2002).
Klasifikasi Penyakit
Gastrointestinal
Menurut Linda Chandranata (2000) Klasifikasi
gastrointestinal dibagi menjadi dua yaitu Gastrointestinal atas seperti
gangguan nafsu makan, mual muntah dan Gastronitestinal bawah yaitu konstipasi,
diare. Penyakit gangguan gastrointestinal yang termasuk yaitu Gangguan
esofagus, gangguan lambung dan usus, neoplasma intestinal dan proses inflamasi,
trauma abdomen, gangguan hepatik dan billiaris.
Patofisiologi Penyakit
Gastrointestinal
Proses pencernaan mulai dengan aktivitas
mengunyah dimana makanan dipecah kedalam partikel kecil yang dapat ditelan dan
dicampur dengan enzim-enzim pencernaan. Makan, atau bahkan melihat, mencium,
atau mencicip makanan dapat menyebabkan refleks salivasi. Saliva adalah sekresi
pertama yang kontak dengan makanan. Saliva disekresi dalam mulut melalui
kelenjar saliva pada kecepatan kira-kira 1,5 L setiap hari. Saliva juga
mengandung mukus yang membantu melumasi makanan saat dikunyah, sehingga
memudahkan menelan. Dua pusat dalam inti retikularis medula oblongata adalah
zona pencetus kemoreseptif yaitu uremia, emesis yang diinduksi oleh obat,
emesis karena radiasi dan pusat yang terintegrasi. Jaras eferen muncul dari
hampir semua tempat tubuh. Jaras vagal adalah sangat penting, tetapi vagotomi
tidak menghilangkan muntah . jaras eferen empatik yang memperantarai muntah berkaitan
dengan distensi abdomen.
Muntah terjadi bila kedua jaras eferen
somatik dan viseral menyebabkan penutupan glotis, kontraksi diagfragma
mempunyai pilorus dan relaksi lambung diikuti oleh kontraksi peristaltik yang
berjalan dari lambung tengah keujung insisura dengan kontraksi abdmen,
diagfragma, dan interkosta, muntah berkaitan dengan tanda dan gejala cetusan
otonom. Seamua ada kaitan dengan gangguan traktus gastrointestinalis, terutama
obstruksi, dengan obstruksi tinngi akut menyebabkan muntah dini. Kekacauan
otonom, obat-obatan gangguan psikogenik, dan penelanan bahan-bahan yang
berbahaya merupakan menyebab lain yang sering.
Faktor-faktor yang mengurangi pasokan darah
dan penghantar oksigen ke medula (renjatan, oklusi vaskular, peningkatan
tekanan intrakranial). Dapat menginduksi emesis. Obat-obat emetik menghasilkan
efeknya melalui stimulasi sentral langsung atau dengan iritasi mukosa lambung.
Pola muntah mendadak, sering kali proyektil tanpa didahului mual, sangat kuat
menunjukkan penyebab sentral. Konsekuensi muntah metabolik, dengan muntah hebat
terjadi hipovolemia, hipokalemia, dan alkalosis metabolik serta deplesi natrium
total.( Linda Chandranata, 2000)
Manifestasi Klinis Penyakit
Gastrointestinal
Menurut
Linda Chandranata (2000), manifestasi klinis gastrointestinal yaitu:
- Keluhan pada mulut, bau mulut yang tidak sedap, atau rasa tidak enak atau rasa pahit pada mulut, rasa tidak enak pada mulut yang menetap biasanya disebabkan karena keluhan psikhis.
- Anoreksia, keluhan nafsu makan menurun dapat ditemukan pada semua penyakit, termasuk juga penyakit saluran makan.
- Disfagia, merupakan keluhan yang disebabkan kelainan pada esofagus, yaitu timbulnya kesulitan pada waktu menelan makanan atau cairan. Kesulitan menelan terjadi baik pada bentuk makanan padat maupun cairan, terutama bila terjadi refluks nasa, berarti adanya kelainan saraf (neuromuscular disorder). Kesulitan meneruskan makanan dari mulut kedalam lambung biasanya disebabkan oleh kelainan dalam tenggorokan biasanya infeksi atau tumor di oropharynx, larynx, spasme dari oto cricopharynx. Rasa terhentinya makanan didaerah retrosternal setelah menelan makanan, biasanya disebabkan kelainan dalam esofagus sendiri, yaitu timbulnya regurgitasi, refluks asam, rasa nyeri didada yang intermiten, misalnya pada akhalasia, karsinoma esofagus, spasme yang difus pada esofagus.
- Nausea, beberapa rangsangan yang dapat menimbulkan rasa mual, rasa mual diantaranya adalah: rasa nyeri dalam perut, rangsangan labirin, daya ingat yang tak menyenangkan.
- Vomitus, timbulnya muntah-muntah sebagai akibat karena kontraksi yang kuat dari antrum dan pilorus dan timbulnya anti peristaltik yang kuat pada antrum dengan disertai relaksasi dari otot-otot spinghter kardia, disusul melebarnya esofagus dan menutupnya glotis.
- Nyeri tekan, kekakuan, demam, massa yang dapat diraba, bising usus berubah, perdarahan gastrointestinal, defisit nutrisional, ikterus dan tanda disfungsi hepar.
Komplikasi Penyakit
Gastrointestinal
Menurut
Linda Chandranata (2000)komplikasi dari gastrointestinal adalah:
- Kanker esofagus, meliputi disfagia,tidak bisa makan dan perasaan penuh di perut adalah tidak jelas dan dapat dihubungkan dengan beberapa kondisi lain. Gejala-gejala ini dapat dengan mudah dihubungkan dengan konsumsi tipe makanan tertentu (pedas, gorengan, dll)
- Kanker lambung, rasa tidak nyaman epigastrik, tidak bisa makan dan perasaan gembung setelah makan. ini adalah gejala semu yang dengan mud ah dikaitkan dengan kegagalan lambung.
- Kanker pankreas, penurunan barat badan, ikterik dan nyeri daerah punggung atau epigastrik adalah triad gejala yang umum.
- Kanker hepar, nyeri abdomen yang sangat sakit , tumpul, dan pada kuadran atas kanan, nyeri bersifat terus menerus, mengganggu tidur dan bertambah sakit saat posisi tidur miring kekanan dan mungkin menyebar keskapula kanan.
- Kanker kolorektal, perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan fesestenesmus, anemia, dan perdarahan rektal merupakan keluhan utama yang mungkin mengindikasikan adanya kanker kolorektal.
Penatalaksanaan Penyakit
Gastrointestinal
Menurut
Linda Chandranata (2000), penatalaksanaan penyakit gastrointestinal yaitu:
- Pemeriksaan saluran Gastrointestinal atas, seri gastrointestinal atas memungkinkan pemeriksa untuk mendeteksi atau melihat adanya ketidakdaruratan anatomi atau fungsi organ gastrointestinal atas atau sfingter, ini juga membantu dalam mendiagnosis ulkus, varises, tumor, enteritis regional, dan sindrom malabsorbsi.
- Pemeriksaan saluran gastrointestinal bawah, untuk mendeteksi adanya polip, tumor, dan lesi lain dari usus besar serta untuk mendemontrasikan adanya anatomi abnormal atau malfungsi dari usus.
- Pembedahan.
Tags
Patologi