Pemeriksaan Hematokrit
Secara Manual
Prinsip pemeriksaan hematokrit cara manual
(metode mikro) adalah darah vena dengan menggunakan antikoagulan, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung kapiler yang salah satu ujungnya ditutup dengan
bahan khusus (malam) dan dipusingkan dengan kecepatan tertentu sehingga terjadi
pemadatan sel-sel darah merah. Tingginya sel darah merah diukur dengan menggunakan
skala hematokrit yang dinyatakan dalam persen terhadap seluruh darah (Dep Kes
RI, 1989).
Alat yang dipakai untuk pemeriksaan
hematokrit sendiri adalah tabung mikrokapiler, tabung tersebut dibuat khusus
untuk mikro hematokrit dengan panjangnya 75 mm dan diameter dalamnya 1,2 sampai
1,5 mm. Ada pula tabung yang sudah dilapisi heparin, tabung tersebut dapat
dipakai untuk darah kapiler dan terdapat juga tabung kapiler tanpa heparin yang
dipergunakan untuk darah oxalat atau darah EDTA dari vena (Gandasoebrata,
2007).
Cara mikro ini cepat dan mudah tetapi daya
sentrifugal harus dikontrol dan posisi tabung saat membaca dengan skala harus
tepat. Metode tersebut memungkinkan untuk memperkirakan volume lekosit dan trombosit
yang menyusun buffy coat diantara eritrosit dan plasma, plasma harus pula
diamati terhadap adannya ikterus atau hemolisis (Frances K. Widmann, 1989).
Keuntungan pengukuran hematokrit dengan
metoda mikro antara lain volume sampel darah yang digunakan sedikit, waktu
pemusingan untuk mendapatkan endapan sel darah merah singkat sehingga sesuai untuk
kepentingan rutin, serta dapat digunakan sampel darah kapiler yang lebih mudah.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemeriksaan hematokrit:
- Jumlah eritrosit --- Apabila jumlah eritrosit dalam keadaan banyak (polisitemia) maka nilai hematokrit akan meningkat dan jika eritrosit sedikit (dalam keadaan anemia) maka nilai hematokrit akan menurun (Dep Kes RI, 1989).
- Bentuk eritrosit --- Apabila terjadi kelainan bentuk (poikilositosis) maka akan terjadi trapped plasma (plasma yang terperangkap) sehingga nilai hematokrit akan meningkat (Maxwell M. Wintrobe, 1974).
- Ukuran eritrosit --- Faktor terpenting pada pengukuran hematokrit adalah ukuran sel darah merah dimana dapat mempengaruhi viskositas darah. Viskositas yang tinggi maka nilai hematokrit juga akan tinggi. (Frances K, Widmann, 1989).
- Diameter tabung --- Diameter tabung yang bervariasi dapat menyebabkan kesalahan pembacaan sehingga tabung untuk pengukuran hematokrit distandarkan dari Inggris dengan diameter tabung 2,5 mm. Semakin besar diameter tabung, maka hasil nilai hematokrit akan rendah (Sir John V. D,1991).
- Sentrifuge --- Pemusingan yang kurang kuat akan mendapatkan endapan sel darah merah yang tidak maksimal. Pemusingan yang terlalu cepat juga dapat menyebabkan berkurangnya sel darah merah (Maxwell M. Wintrobe, 1974).
Faktor-faktor
lainnya:
- Perbandingan antikoagulan dengan darah. Jika antikoagulan yang dipakai berlebihan akan mengakibatkan eritrosit mengerut, sehingga nilai hematokrit menjadi lebih rendah dari yang sebenarnya (Gandasoebrata, 2007).
- Adanya gelembung udara. Adanya gelembung udara akan mengakibatkan kesalahanpada pembacaaan nilai hematokrit (Sir John V.D, S.m, Lewis, 1991).
Sumber-sumber
kesalahan dalam pemeriksaan Hematokrit (mikro)
Beberapa
kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemeriksaan hematokrit antara lain:
- Penggunaan antikoagulan EDTA yang lebih dari kadar 1,5 mg/ml darah mengakibatkan eritrosit mengerut sehingga nilai hematokrit akan turun.
- Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6 jam akan meningkatkan hematokrit.
- Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelum pemeriksaan dilakukan.
- Darah yang digunakan untuk pemeriksaan tidak boleh mengandung bekuan.
- Kecepatan dan lamanya pemusingan harus sesuai.
- Pemakaian mikro sentrifuge dalam waktu yang lama mengakibatkan alat menjadi panas sehingga dapat mengkibatkan hemolisis.
- Lapisan buffy coat tidak turut dibaca tetapi hal ini sulit diatasi.
- Endapan atau lisis dari eritrosit dapat terjadi bila salah satu ujung pipet kapiler disumbat dengan cara dibakar.
- Penguapan plasma dapat terjadi selama pemusingan atau bila pipet kapiler yang akan dibaca dibiarkan terlalu lama.
- Pembacaan yang salah. (Wirawan dkk, 1996).
Pemeriksaan Hematokrit
Secara Automatik
Pemeriksaan hematokrit secara automatik
menggunakan alat analisis sel darah automatik. BC-2600 Auto Hematology Analyzer
merupakan suatu penganalisis hematologi multi parameter untuk pemeriksaan
kuantitatif maksimum 19 parameter dan 3 histogram yang meliputi WBC (White
Blood Cell), Lymphocyte, Mid sized cell, Granulocyte, Limphocyte persentage,
Mid-sized cell persentage, granulocyte persentage, RBC (Red Blood Cell), HGB
(Hemoglobin), MCV (Mean Cospuscular Volume), MCH (Mean Cospuscular Hemoglobin),
MCHC (Mean Cospuscular Hemoglobin Concentration), RDW-CV (Red Blood Cell
Distribution Width Coefficient of Variation), RDW-SD (Red Blood Cell
Distribution Width Standard Deviation), HCT (Hematocrit), PLT (Platelet), MPV
(Mean Platelet Volume), PDW (Platelet Distribution Width), PCT (Plateletcrit),
WBC Histogram (White Blood Cell Histogram), RBC Histogram (Red Blood Cell
Histogram), PLT Histogram (Platelet Histogram). (Mindray, 2006).
Pengukuran RBC (Red Blood Cell) dihitung dan
diukur dengan metode impedansi , metode ini berdasarkan pada pengukuran
perubahan daya tahan elektris yang di produksi sebuah partikel, dalam hal ini partikelnya
adalah sel darah. Setiap partikel yang melewati celah akan mengalami perubahan
pada daya tahannya diantara elektroda-elekrtoda yang di produksi. Perubahan
yang dihasilkan dapat diukur getaran elektrisnya. Setiap getaran diperkuat dan
di bandingkan dengan saluran voltasi yang diterima oleh getaran dengan
amplitude tertentu. Jika getaran yang di bandingkan melebihi range terendah
RBC, maka dihitung sebagai RBC.
Analyzer dalam penghitungan RBC menggunakan
unit penghitungan volumetrik yang terdiri dari tabung pengukuran dengan 2 sensor
optik yang terpasang diatas tabung yaitu sensor atas dan sensor bawah ,
penghitungan dimulai saat cairan melewati miniskus sensor yang tinggi dan
berhenti ketika mencapai sensor yang rendah, waktu yang dibutuhkan untuk
melewati sensor tinggi ke sensor rendah disebut jumlah waktu RBC. Ini diukur
dalam detik, jumlah waktu yang terukur dibandingkan dengan referensi jumlah
waktu. Jika hasil waktunya kurang dari atau lebih dari 2 detik maka analyzer
akan melaporkan RBC bergelembung atau error.
Reagen yang diperlukan dalam pemeriksaan
hematokrit cara automatik dengan menggunakan analyzer BC-2600 antara lain diluents
sebagai larutan pengencer dan sebagai medium penghantar. (Mindray, 2006).
BC-2600 adalah suatu penganalisis spesimen
yang berisi perangkat keras untuk menganalisis setiap spesimen darah secara
keseluruhan serta bagian data yang meliputi komputer, monitor, keyboard,
printer.
Keuntungan
pemeriksaan hematokrit secara automatik antara lain:
Waktu pemeriksaan yang singkat, penggunaan
sampel yang sedikit, data hasil pemeriksaan segera diperoleh tetapi harga alat
yang mahal. Hasil pemeriksaan bisa menunjukkan 19 parameter pemeriksaan
sekaligus, dalam 1 jam dapat melakukan 30 kali pemeriksaan.
Sumber-sumber
kesalahan pemeriksaan hematokrit secara automatik antara lain:
- Waktu pemeriksaan yang ditunda terlalu lama menyebabkan terjadi perubahan morfologi sel darah.
- Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen, terutama bila tidak memiliki alat pengocok otomatis (nutator) maka dikhawatirkan sampel tidak homogen.
- Alat bekerja tidak teliti dan tidak tepat dikarenakan tidak melakukan kalibrasi secara berkala.
- Volume sampel sedikit. Untuk alat jenis open tube maka, penyebab salahnya saat memasukkan sampel pada jarum sampling alat, missal ujung jarum tidak masuk penuh pada darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung sehingga saat dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya.
- Alat rusak atau keadaan alat yang kotor.
- Tidak mengikuti petunjuk operasional alat.
Tags
Darah dan Jantung