Agama mempengaruhi aspek kekidupan lansia. Suatu
analisis dari studi penelitian yang berhubungan dengan sikap terhadap kegiatan
keagamaan dan agama pada usia tua membuktikan bahwa ada fakta-fakta tentang
meningkatnya minat terhadap agama sejalan dengan bertambahnya usia dan ada pula
fakta-fakta yang menunjukkan menurunnya minat terhadap agama pada usia
tersebut. Dalam hal melibatkan diri atau menjauhi bidang keagamaan, pada
umumnya orang meneruskan agama atau kepercayaan dan kebiasaan yang dilakukan
pada awal kehidupannya. (Hurlock, 1999)
Moberg (dalam Hurlock, 1999) menyatakan bahwa
agama hanyalah merupakan salah satu faktor dalam penyesuaian pada masa tua, tetapi
merupakan faktor penting. Hubungan antara menghadiri kegiatan keagamaan dan
penyesuaian diri pribadi pada usia lanjut mungkin banyak dipengaruhi oleh
pengalaman sosial yang ditawarkan tempat-tempat ibadah daripada oleh pengalaman
keagamaan itu sendiri. Tempat ibadah menawarkan kesempatan baik untuk
meningkatkan kehidupan sosial dan persahabatan. Dengan demikian berarti
kepuasan kebutuhan pemilikan dan perasaan sangat bermanfaat, dan hal itu dapat
mengurangi perasaan kesepian.
Sebagai tambahan, agama dapat melepaskan
kecemasan tentang kematian dan kehidupan setelah mati. Disamping itu juga ada
bukti-bukti, seperti yang diungkapkan oleh Covalt bahwa, “kegiatan keagamaan
mempunyai kelompok rujukan yang memberi dorongan dan rasa aman kepada mereka,
sedang orang yang tidak masuk dalam kelompok agama manapun tampaknya kurang
mendapat dorongan sosial semacam itu” (dalam Hurlock, 1999)
Tags
perkembangan lansia