Proses terjadinya
radang pada tubuh melalui mediator radang. Banyak substansi yang dikeluarkan
secara endogen telah dikenal sebagai mediator radang (inflamasi) diantaranya adalah
histamin, bradikinin, kalidin, serotoin, prostaglandin dan leukotrien.
Histamin
merupakan mediator radang pertama yang dilepaskan dari sekian banyaknya
mediator lain dan segera muncul dalam beberapa detik yang menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler (Mansjoer, 1999). Histamin bekerja dengan cara berikatan dengan
reseptor histamin di sel. Ada 4 jenis reseptor histamin yang telah
diidentifikasi, yakni: Reseptor Histamin H1. Reseptor ini ditemukan di jaringan
otot, endotelium, dan sistem syaraf pusat.
Bila
histamin berikatan dengan reseptor ini, maka akan mengakibatkan vasodilatasi,
bronkokonstriksi, nyeri, gatal pada kulit. Reseptor ini adalah reseptor
histamin yang paling bertanggungjawab terhadap gejala alergi. Reseptor Histamin
H2 ditemukan di sel-sel parietal. Kinerjanya adalah meningkatkan sekresi asam
lambung. Reseptor Histamin H3, jika reseptor ini aktif akan menyebabkan
penurunan penglepasan neurotransmitter, seperti histamin, asetilkolin,
norepinefrin, dan serotonin. Reseptor Histamin H4 Paling banyak terdapat di sel
basofil dan sumsum tulang. Juga ditemukan di kelenjar timus, usus halus, limfa,
dan usus besar. Perannya sampai saat ini belum banyak diketahui. Beberapa
fungsi pengaturan di dalam tubuh juga telah ditemukan berkaitan erat dengan kehadiran
histamin. Histamin dilepaskan sebagai neurotransmitter. Aksi penghambatan
reseptor histamin H1 (antihistamin H1) menyebabkan mengantuk. Pasien penderita
schizophrenia ternyata memiliki kadar histamin yang rendah dalam darahnya. Hal
ini mungkin disebabkan karena efek samping dari obat antipsikotik yang berefek
samping merugikan bagi histamin, contohnya quetiapine. Ditemukan pula bahwa
ketika kadar histamin kembali normal, maka kesehatan pasien penderita
schizophrenia tersebut juga ikut membaik (Anonim, 2009).
Asam
arakhidonat merupakan prekursor dari sejumlah besar mediator radang (inflamasi). Senyawa
ini merupakan komponen utama lipid seluler dan hanya terdapat dalam keadaan
bebas dengan jumlah kecil yang sebagian besar berada dalam bentuk fosfolipid
membran sel. Bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan
kimiawi, fisis atau mekanis, maka enzim fosfolipase A2 diaktivasi
untuk mengubah fosfolipida tersebut menjadi asam arakhidonat.
Sebagai
penyebab peradangan (inflamasi), prostaglandin (PG) bekerja lemah, berpotensi
kuat setelah bergabung dengan mediator atau substansi lain yang dibebaskan
secara lokal seperti histamin, serotinin, atau leukotrien. Prostaglandin mampu
menginduksi vasodilatasi pembuluh darah dalam beberapa menit dan terlibat pada
terjadinya nyeri, inflamasi dan demam (Mansjoer, 1999).
Tags
Patologi