Kelainan kongenital atau kelainan bawaan
adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor
genetik maupun non genetik. Ilmu yang mempelajari kelainan bawaan disebut
dismorfologi (Effendi, 2006 dalam Neonatologi IDAI 2008).
Patogenesis Kelainan Bawaan
Berdasarkan
patogenesisnya, Effendi (2006) dalam Neonatologi IDAI (2008) membedakan
kelainan kongenital sebagai berikut:
Malformasi
Malformasi
adalah suatu proses kelainan yang disebabkan oleh kegagalan atau
ketidaksempurnaan dari satu atau lebih proses embriogenesis. Perkembangan awal
dari suatu jaringan atau organ tersebut berhenti, melambat atau menyimpang
sehingga menyebabkan terjadinya suatu kelainan struktur yang menetap. Kelainan
ini mungkin terbatas hanya pada satu daerah anatomi, mengenai seluruh organ,
atau mengenai berbagai sistem tubuh yang berbeda.
Deformasi
Deformasi
terbentuk akibat adanya tekanan mekanik yang abnormal sehingga mengubah bentuk,
ukuran atau posisi sebagian dari tubuh yang semula berkembang normal, misalnya
kaki bengkok atau mikrognatia (mandibula yang kecil). Tekanan ini dapat
disebabkan oleh keterbatasan ruang dalam uterus ataupun faktor ibu seperti
primigravida, panggul sempit, abnormalitas uterus seperti uterus bikornus, kehamilan
kembar.
Disrupsi
Defek
struktur juga dapat disebabkan oleh destruksi pada jaringan yang semula
berkembang normal. Berbeda dengan deformasi yang hanya disebabkan oleh tekanan
mekanik, disrupsi dapat disebabkan oleh iskemia, perdarahan atau perlekatan.
Kelainan akibat disrupsi biasanya mengenai beberapa jaringan yang berbeda.
Perlu ditekankan bahwa bahwa baik deformasi maupun disrupsi biasanya mengenai
struktur yang semula berkembang normal dan tidak menyebabkan kelainan intrinsik
pada jaringan yang terkena.
Displasia
Patogenesis
lain yang penting dalam terjadinya kelainan kongenital adalah displasia.
Istilah displasia dimaksudkan dengan kerusakan (kelainan struktur) akibat
fungsi atau organisasi sel abnormal, mengenai satu macam jaringan di seluruh
tubuh. Sebagian kecil dari kelainan ini terdapat penyimpangan biokimia di dalam
sel, biasanya mengenai kelainan produksi enzim atau sintesis protein. Sebagian
besar disebabkan oleh mutasi gen. Karena jaringan itu sendiri abnormal secara
intrinsik, efek klinisnya menetap atau semakin buruk. Ini berbeda dengan ketiga
patogenesis terdahulu. Malformasi, deformasi, dan disrupsi menyebabkan efek
dalam kurun waktu yang jelas, meskipun kelainan yang ditimbulkannya mungkin
berlangsung lama, tetapi penyebabnya relatif berlangsung singkat. Displasia
dapat terus menerus menimbulkan perubahan kelainan seumur hidup (Neonatologi
IDAI, 2008).
Tags
Patologi