Fungsi kulit manusia sangat vital dalam
menunjang kehidupan. Kulit merupakan bagian terluar tubuh yang berfungsi
sebagai pelindung (proteksi), absorbs, penerima rangsang dan lain-lain.
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang
sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup secara umum.
Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisis atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan
kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan
panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya
bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan
serabut–serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan
fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari
dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
Proteksi rangsangan kimia
Dapat terjadi karena sifat stratum korneum
yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat
lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan
keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang
menyebabkan keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan perlindungan terhadap
infeksi jamur dan sel–sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.
Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air,
larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap,
begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan
uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan
dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel,
menembus sel–sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak
melalui sel–sel epidermis.
Pengatur panas
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi
perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang
dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam
tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah.
Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu
vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas
dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada
permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi
pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak
dikeluarkan).
Ekskresi
Kelenjar–kelenjar kulit mengeluarkan zat–zat
yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl,
urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk
melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit)
ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi
kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
Persepsi
Kulit mengandung ujung–ujung saraf sensorik
di dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh
dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, peradaban
diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan
oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang
erotik.
Pembentukan Pigmen
Sel pembentukan pigmen (melanosit) terletak
pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk
warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan
tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum.
Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan–tangan dendrit sedangkan lapisan di
bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh
pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang
mengadakan pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah
bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan
bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan
keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus
menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi
menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira–kira 14-21 hari dan memberikan
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.
Pembentukan vitamin D
Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya
dari proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
subhanaallah ya, dari sebuah kuliat aja manfaatnya banyak banget, patut kita bersyukur dah atas kenikmatan yang diberikan ini... :)
BalasHapuskalau misalnya kita adalah para pekerja yang di ruang ac dan jarang mendapatkan sinar matahari, apakah hal tersebut berpengaruh terhadap kesehatan kulit kita ?
BalasHapus