Penyebab
tersering anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, terutama besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, dan penyakit kronik
(Nugraheny E, 2009).
Secara
garis besar penyebab terjadinya anemia gizi dikelompokkan dalam sebab langsung,
tidak langsung dan sebab mendasar sebagai berikut:
Sebab langsung
Ketidak cukupan makanan
Kurangnya zat besi di dalam tubuh dapat
disebabkan oleh kurang makan sumber makanan yang mengandung zat besi, makanan
cukup namun yang dimakan biovailabilitas besinya rendah sehingga jumlah zat
besi yang diserap kurang dan makanan yang dimakan mengandung zat penghambat
penyerapan besi. Inhibitor (penghambat) utama penyerapan Fe adalah fitat dan
polifenol. Fitat terutama ditemukan pada biji-bijian sereal, kacang, dan
beberapa sayuran seperti bayam. Polifenol dijumpai dalam minuman kopi, teh,
sayuran, dan kacang- kacangan. Enhancer (mepercepat penyerapan) Fe antara lain
asam askorbat atau vitamin C dan protein hewani dalam daging sapi, ayam, ikan
karena mengandung asam amino pengikat Fe untuk meningkatkan absorpsi Fe.
Alkohol dan asam laktat kurang mampu meningkatkan penyerapan Fe (Departemen
Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008).
Apabila makanan yang dikonsumsi setiap
hari tidak cukup mengandung zat besi atau absorpsinya rendah, maka ketersediaan
zat besi untuk tubuh tidak cukup memenuhi kebutuhan akan zat besi. Hal ini
terutama dapat terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi makanan kurang
beragam, seperti menu makanan yang hanya terdiri dari nasi dan kacang-kacangan.
Tetapi apabila di dalam menu terdapat pula bahan - bahan makanan yang
meninggikan absorpsi zat besi seperti daging, ayam, ikan, dan vitamin C, maka
ketersediaan zat besi yang ada dalam makanan dapat ditingkatkan sehingga
kebutuhan akan zat besi dapat terpenuhi.
Infeksi penyakit
Beberapa infeksi penyakit memperbesar
resiko menderita anemia. Infeksi itu umumnya adalah kecacingan dan malaria.
Kecacingan jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing akan menyebabkan
malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi.
Infeksi malaria dapat menyebabkan anemia.
Beberapa fakta menunjukkan bahwa parasitemia yang persisten atau rekuren
mengakibatkan anemia defisiensi besi, walaupun mekanismenya belum diketahui
dengan pasti.
Pada malaria fase akut terjadi penurunan
absorpsi besi, kadar heptoglobin yang rendah, sebagai akibat dari hemolisis
intravaskuler, akan menurunkan pembentukan kompleks haptoglobin hemoglobin,
yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh hepar, berakibat penurunan availabilitas
besi.
Sebab tidak langsung
Beberapa
penyebab tidak langsung anemia diantaranya adalah: kualitas dan kuantitas diet
makanan tidak adekuat, sanitasi lingkungan dan makanan yang buruk, layanan
kesehatan yang buruk dan perdarahan akibat menstruasi, kelahiran, malaria,
parasit : cacing tambang dan schistosomiasis, serta trauma.
Diet yang
tidak berkualitas dan ketersediaan biologis besinya rendah merupakan faktor
penting yang berperan dalam anemia defisiensi besi. Pola menu makanan yang
hanya terdiri dari sumber karbohidrat, seperti nasi dan umbi-umbian, atau
kacang-kacangan, tergolong menu rendah (penyerapan zat besi 5%). Pola menu ini
sangat jarang atau sedikit sekali mengandung daging, ikan, dan sumber vitamin
C. Terdapat lebih banyak bahan makanan yang mengandung zat penghambat zat
absorpsi besi, seperti fitat, serat, tannin, dan fostat dalam meni makanan ini
(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008). Adanya kepercayaan yang
merugikan seperti permasalahan pemenuhan nutrisi pada ibu nifas yang masih
sering dijumpai yaitu banyaknya yang berpantang terhadap makanan selama masa
nifas, misalnya makan daging, telur, ikan, kacang-kacangan dll, yang
beranggapan bahwa dengan makan makanan tersebut dapat menghambat proses
penyembuhan luka setelah melahirkan juga dapat menimbulkan anemia.
Layanan
kesehatan yang buruk dan hygiene sanitasi yang kurang akan mempermudah
terjadinya penyakit infeksi. Infeksi mengganggu masukan makanan, penyerapan,
penyimpanan serta penggunaan berbagai zat gizi, termasuk besi. Pada banyak
masyarakat pedesaan dan daerah urban yang kumuh dimana sanitasi lingkungan
buruk, angka kesakitan akibat infeksi, virus dan bakteri tinggi. Dalam
masyarakat tersebut, makanan yang dimakan mengandung sangat sedikit energy.
Kalau keseimbangan zat besi terganggu, episode infeksi yang berulang-ulang
dapat menyebabkan terjadinya anemia.
Sebab mendasar
Pendidikan yang rendah
Anemia gizi lebih sering terjadi pada
kelompok penduduk yang berpendidikan rendah. Kelompok ini umumnya kurang
memahami kaitan anemia dengan faktor lainnya, kurang mempunyai akses mengenai
informasi anemia dan penanggulangannya, kurang dapat memilih bahan makanan yang
bergizi khususnya yang mengandung zat besi relatif tinggi dan kurang dapat
menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia
Ekonomi yang rendah
Anemia gizi juga lebih sering terjadi
pada golongan ekonomi yang rendah, karena kelompok penduduk ekonomi rendah
kurang mampu untuk membeli makanan sumber zat besi tinggi yang harganya relatif
mahal. Pada keluarga-keluarga berpenghasilan rendah tidak mampu mengusahakan
bahan makanan hewani dan hanya mengkonsumsi menu makanan dengan sumber zat besi
yang rendah.
Tags
Kehamilan