Banyak faktor penyebab stroke yang dapat
menyebabkan gangguan. Banyak kondisi-kondisi tertentu yang dapat menyebabkan
stroke, tetapi pada awalnya adalah dari pengerasan arteri atau yang disebut
juga sebagai arteriosklerosis. Karena arteriosklerosis merupakan gaya hidup
modern yang penuh stress, pola makan tinggi lemak, dan kurang berolahraga. Ketiganya
sebenarnya tergolong dalam faktor risiko yang dapat dikendalikan.
Selain
itu, ada pula faktor-faktor penyebab stroke lain yang tidak dapat dikendalikan,
yaitu antara lain :
FAKTOR RISIKO TIDAK
TERKENDALI
Yang
tergolong faktor resiko tidak terkendali adalah:
Usia
Semakin bertambah tua usia, semakin tinggi
risikonya. Setelah berusia 55 tahun, risikonya berlipat ganda setiap kurun
waktu sepuluh tahun. Dua pertiga dari semua serangan stroke terjadi pada orang
yang berusia di atas 65 tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa stroke hanya
terjadi pada orang lanjut usia karena stroke dapat menyerang semua kelompok
umur.
Jenis kelamin
Pria lebih berisiko terkena stroke daripada
wanita, tetapi penelitian menyimpulkan bahwa justru lebih banyak wanita yang meninggal
karena stroke. Risiko stroke pria 1,25 lebih tinggi daripada wanita, tetapi
serangan stroke pada pria terjadi di usia lebih muda sehingga tingkat
kelangsungan hidup juga lebih tinggi. Dengan perkataan lain, walau lebih jarang
terkena stroke, pada umumnya wanita terserang pada usia lebih tua, sehingga kemungkinan
meninggal lebih besar.
Keturunan-sejarah stroke
dalam keluarga
Nampaknya, stroke terkait dengan keturunan.
Faktor genetik yang sangat berperan antara lain adalah tekanan darah tinggi,
penyakit jantung, diabetes dan cacat pada bentuk pembuluh darah. Gaya hidup dan
pola suatu keluarga juga dapat mendukung risiko stroke. Cacat pada bentuk
pembuluh darah (cadasil) mungkin merupakan faktor genetik yang paling
berpengaruh dibandingkan faktor risiko stroke yang lain.
Ras dan etnik
Ras dan etnik tertentu lebih besar kemungkinan
mengalami stroke daripada rasa dan etnik yang lain.
FAKTOR RESIKO TERKENDALI
Yang
termasuk faktor penyebab stroke resiko terkendali adalah:
Hipertensi
Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan
faktor risiko utama yang menyebabkan pengerasan dan penyumbatan arteri. Penderita
hipertensi memiliki faktor risiko stroke empat hingga enam kali lipat
dibandingkan orang yang tanpa hipertensi dan sekitar 40 hingga 90 persen pasien
stroke ternyata menderita hipertensi sebelum terkena stroke. Secara medis,
tekanan darah di atas 140—90 tergolong dalam penyakit hipertensi. Oleh karena
dampak hipertensi pada keseluruhan risiko stroke menurun seiring dengan
pertambahan umur, pada orang lanjut usia, faktor-faktor lain di luar hipertensi
berperan lebih besar terhadap risiko stroke. Pada orang yang tidak menderita
hipertensi, risiko stroke meningkat terus hingga usia 90, menyamai risiko
stroke pada orang yang menderita hipertensi.
Sejumlah penelitian menunjukkan obat-obatan
anti hipertensi dapat mengurangi risiko stroke sebesar 38 persen dan pengurangan
angka kematian karena stroke sebesar 40 persen.
Penyakit Jantung
Setelah hipertensi, faktor risiko berikutnya
adalah penyakit jantung, terutama penyakit yang disebut atrial fibrilation,
yakni penyakit jantung dengan denyut jantung yang tidak teratur di bilik kiri
atas. Denyut jantung di atrium kiri ini mencapai empat kali lebih cepat
dibandingkan di bagian-bagian lain jantung. Ini menyebabkan aliran darah
menjadi tidak teratur dan secara insidentil terjadi pembentukan gumpalan darah.
Gumpalan-gumpalan inilah yang kemudian dapat mencapai otak dan menyebabkan
stroke. Pada orang-orang berusia di atas 80 tahun, atrial fibrilation merupakan
penyebab utama kematian pada satu di antara empat kasus stroke.
Faktor lain dapat terjadi pada pelaksanaan
operasi jantung yang berupaya memperbaiki cacat bentuk jantung atau penyakit jantung.
Tanpa diduga, plak dapat terlepas dari dinding aorta (batang nadi jantung),
lalu hanyut mengikuti aliran darah ke leher dan ke otak yang kemudian
menyebabkan stroke.
Diabetes
Penderita diabetes memiliki risiko tiga kali
lipat terkena stroke dan mencapai tingkat tertinggi pada usia 50-60 tahun. Setelah
itu, risiko tersebut akan menurun. Namun, ada faktor penyebab lain yang dapat
memperbesar risiko stroke karena sekitar 40 persen penderita diabetes pada
umumnya juga mengidap hipertensi.
Kadar kolesterol darah
Penelitian menunjukkan bahwa makanan kaya
lemak jenuh dan kolesterol seperti daging, telur, dan produk susu dapat meningkatkan
kadar kolesterol dalam tubuh dan berpengaruh pada risiko aterosklerosis dan
penebalan pembuluh. Kadar kolesterol di bawah 200 mg/dl dianggap aman,
sedangkan di atas 240 mg/dl sudah berbahaya dan menempatkan seseorang pada
risiko terkena penyakit jantung dan stroke.
Memperbaiki tingkat kolesterol dengan menu
makan yang sehat dan olahraga yang teratur dapat menurunkan risiko aterosklerosis
dan stroke. Dalam kasus tertentu, dokter dapat memberikan obat untuk menurunkan
kolesterol.
Merokok
Merokok merupakan faktor risiko stroke yang
sebenarnya paling mudah diubah. Perokok berat menghadapi risiko lebih besar dibandingkan
perokok ringan. Merokok hampir melipatgandakan risiko stroke iskemik, terlepas
dari faktor risiko yang lain, dan dapat juga meningkatkan risiko subaraknoid
hemoragik hingga 3,5 persen. Merokok adalah penyebab nyata kejadian stroke,
yang lebih banyak terjadi pada usia dewasa muda ketimbang usia tengah baya atau
lebih tua. Sesungguhnya, risiko stroke menurun dengan seketika setelah berhenti
merokok dan terlihat jelas dalam periode 2-4 tahun setelah berhenti merokok.
Perlu diketahui bahwa merokok memicu produksi fibrinogen (faktor penggumpal
darah) lebih banyak sehingga merangsang timbulnya aterosklerosis.
Pada pasien perokok, kerusakan yang
diakibatkan stroke jauh lebih parah karena dinding bagian dalam (endothelial)
pada sistem pembuluh darah otak (serebrovaskular) biasanya sudah menjadi lemah.
Ini menyebabkan kerusakan yang lebih besar lagi pada otak sebagai akibat bila
terjadi stroke tahap kedua.
Alkohol berlebih
Secara umum, peningkatan konsumsi alkohol
meningkatkan tekanan darah sehingga memperbesar risiko stroke, baik yang
iskemik maupun hemoragik. Tetapi, konsumsi alkohol yang tidak berlebihan dapat
mengurangi daya penggumpalan platelet dalam darah, seperti halnya asnirin.
Dengan demikian, konsumsi alkohol yang cukup
justru dianggap dapat melindungi tubuh dari bahaya stroke iskemik. Pada edisi
18 November, 2000 dari The New England Journal of Medicine, dilaporkan bahwa
Physicians Health Study memantau 22.000 pria yang selama rata-rata 12 tahun
mengkonsumsi alcohol satu kali sehari. Ternyata, hasilnya menunjukkan adanya
penurunan risiko stroke secara menyeluruh. Klaus Berger M.D. dari Brigham and
Women’s Hospital di Boston beserta rekan-rekan juga menemukan bahwa manfaat ini
masih terlihat pada konsumsi seminggu satu minuman. Walaupun demikian, disiplin
menggunakan manfaat alkohol dalam konsumsi cukup sulit dikendalikan dan efek samping
alkohol justru lebih berbahaya. Lagipula, penelitian lain menyimpulkan bahwa
konsumsi alkohol secara berlebihan dapat mempengaruhi jumlah platelet sehingga mempengaruhi
kekentalan dan penggumpalan darah, yang menjurus ke pendarahan di otak serta
memperbesar risiko stroke iskemik.
Obat-obatan terlarang
Penggunaan obat-obatan terlarang seperti
kokain dan senyawa olahannya dapat menyebabkan stroke, di samping memicu faktor
risiko yang lain seperti hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh
darah. Kokain juga meyebabkan gangguan denyut jantung (arrythmias) atau denyut
jantung jadi lebih cepat. Masing-masing menyebabkan pembentukan gumpalan darah.
Marijuana mengurangi tekanan darah dan bila berinteraksi dengan faktor risiko
lain, seperti hipertensi dan merokok, akan menyebabkan tekanan darah naik turun
dengan cepat. Keadaan ini pun punya potensi merusak pembuluh darah.
Cedera kepala dan leher
Cedera pada kepala atau cedera otak traumatik
dapat menyebabkan pendarahan di dalam otak dan menyebabkan kerusakan yang sama
seperti pada stroke hemoragik. Cedera pada leher, bila terkait dengan robeknya
tulang punggung atau pembuluh karotid akibat peregangan atau pemutaran leher
secara berlebihan atau adanya tekanan pada pembuluh merupakan penyebab stroke
yang cukup berperan, terutama pada orang dewasa usia muda.
Infeksi
Infeksi virus maupun bakteri dapat bergabung
dengan faktor risiko lain dan membentuk risiko terjadinya stroke. Secara alami,
sistem kekebalan tubuh biasanya melakukan perlawananan terhadap infeksi dalam
bentuk meningkatkan peradangan dan sifat penangkalan infeksi pada darah.
Sayangnya, reaksi kekebalan ini juga meningkatkan faktor penggumpalan dalam
darah yang memicu risiko stroke embolik-iskemik ( Yuli Saraswati, 2008 ).
Tags
Patologi