Komunikasi antar pribadi mempunyai ciri-ciri
tersendiri. Ciri-ciri komunikasi antar pribadi adalah bersifat terbuka,
melibatkan empati, memberikan dukungan langsung dan lain-lain. Usaha untuk
mengenal secara pribadi dan secara lebih jauh dalam komunikasi antar pribadi
dipertegas oleh Liliweri (1991:30) yang menyatakan bahwa: “Komunikasi antar
pribadi dari mereka yang saling mengenal lebih bermutu karena setiap pihak
mengetahui secara baik tentang liku-liku hidup pihak seseorang yang sudah
saling mengenal secara mendalam lebih baik ketimbang yang belum mengenal.
Kesimpulannya bahwa jika hendak menciptakaan komunikasi antar pribadi lebih
bermutu maka harus didahului dengan suatu keakraban.”.
Selanjutnya untuk mempertegas pengertian
komunikasi antar pribadi, Devito (1976 dalam Liliweri, 1991) mengemukakan
ciri-ciri komunikasi antar pribadi yang efektif, adalah sebagai berikut:
Keterbukaan (openess)
Pihak orang tua dan remaja saling
mengungkapkan segala ide atau gagasan bahkan permasalahan secara bebas (tidak
ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut dan malu. Jadi antara remaja dan orang
tua dapat berkomunikasi secara jujur.
Empati (Emphaty)
Empati adalah suatu perasaan individu yang
merasakan sama seperti yang dirasakan oleh orang lain. Dalam melakukan
komunikasi segala kepentingan yang dikomunikasi ditanggapi dengan penuh
perhatian oleh kedua belah pihak. Masing-masing merasakan dan kondisi yang
dialami tanpa berpura-pura perasaan empati pada diri orang tua akan memperlancar
komunikasi sebab orang tua dapat menempatkan diri sesuai dengan kondisi remaja.
Dukungan (suporotiveness)
Situasi keterbukaan, empati masih belum cukup
apabila komunikasi berada dalam situasi ketakutan dan tekanan. Apabila kita
berada pada situasi yang tidak mendukung untuk melaksanakan komunikasi maka
kita tidak berani mengungkapkan gagasan kita. Setiap pendapat, ide atau gagasan
yang disampaikan mendapat dukungan dari orang tua dan remaja.
Dengan demikian keinginan dan hasrat yang
adalah dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membantu seseorang untuk lebih
bersemangat dalam melaksanakan aktivitas secara meraih tujuan yang diinginkan.
Rasa Positif (Positiveness)
Apabila seseorang yang berkomunikasi
mempunyai wawasan negatif, kemungkinan dia akan menyampaikan komunikasi secara
negatif dan orang lain akan menerima secara negatif. Apabila respons yang
diterima mendapat tanggapan yang positif maka akan lebih mudah melanjutkan percakapan
selanjutnya. Rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk
curiga atau berprasangka yang menggangu jalinan interaksi.
Kesamaan (Equity)
Kesamaan disini termasuk dalam hal berbicara
dan mendengar. Apabila seseorang berbicara dan orang lain mendengar terus maka
tidak mungkin berkomunikasi menjadi efektif. Kesamaan dimaksudkan juga dengan kesamaan
tingkat pendidikan, sosial, ekonomi, status, nasib, dan perjuangan dan
sebagainya. Hal tersebut pelu dipertimbangkan dalam topik pembicaraan agar
komunikasi antar pribadi dapat mencapai keefektifitasannya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa
komunikasi antar pribadi berlangsung karena manifestasi dari diri manusia itu
sendiri sebagai makhluk sosial yang dibutuhkan orang lain.
Hovland
(1980 dalam Liliweri, 1991) mengemukakan beberapa faktor pembentuk komunikasi
antar pribadi antara lain sebagai berikut:
- Perbedaan antar pribadi
- Manusia meskipun merupakan makhluk yang utuh namun tetap mempunyai kekurangan
- Kebutuhan akan harga diri harus mendapat pengakuan dari orang lain
Komunikasi antar pribadi saling melengkapi
bagi manusia, karena dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia selalu
berusaha untuk semakin lebih maju dan bahagia hidupnya. Semua ini mensyaratkan adanya
keterampilan berkomunikasi untuk mengadakan kerjasama atau pendekatan pribadi
melalui komunikasi antar pribadi.
Tags
Psikologi Sosial