Cacing
Tambang atau Hookworm terdapat dua spesies yaitu Necator americanus (new world
Hookworm) dan Ancylostoma duodenale (old world Hookworm).
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes
definitive kedua cacing Tambang adalah manusia. Tempat hidupnya dalam usus
halus, terutama jejunum dan duodenum. Penyakit yang disebabkan disebut
Nekatoriasis dan Ankilostomiasis.
Distribusi Geografis
Kedua
parasit Cacing Tambang tersebar di seluruh dunia (kosmopolit), penyebaran yang
paling banyak di daerah tropis dan sub tropis. Lingkungan yang paling cocok
adalah habitat dengan suhu kelembaban yang tinggi, terutama daerah perkebunan
dan pertambangan (Onggowaluyo, 2001).
Morfologi dan Daur Hidup
Ukuran
cacing Tambang betina 9 13 mm dan cacing jantan 5 19 mm. Bentuk Necator
americanus seperti huruf S, mulut dilengkapi gigi kittin, dengan waktu 1
15 hari telur telah menetas dan mengeluarkan larva rabditiform yang panjangnya
kurang lebih 250 mikron. Selanjutnya dalam waktu kira- kira 3 hari, satu larva
rabditiform berkembang menjadi larva filariform (bentuk infektif) yang
panjangnya kira-kira 500 mikron. Infeksi pada manusia terjadi apabila larva
filariform menembus kulit atau tertelan (Jawetz, 2005). Daur hidup kedua cacing
tambang ini dimulai dari larva filariform menembus kulit manusia kemudian masuk
ke kapiler darah dan berturut- turut menuju jantung kanan, paru-paru, bronkus,
trakea, laring dan terakhir dalam usus halus sampai menjadi dewasa (Prianto
dkk, 2004).
Aspek Klinis
Gejala
permulaan yang timbul setelah larva menembus kulit adalah timbulnya rasa
gatal-gatal biasa. Apabila larva menembus kulit dalam jumlah yang banyak, rasa
gatal-gatal semakin hebat dan kemungkinan terjadi infeksi sekunder. Apabila
larva mengadakan migrasi ke paru maka dapat menyebabkan pneumonitis yang
tingkat gejalanya tergantung pada jumlah larva (Prianto dkk, 2004).
Pencegahan
Gandahusada
(2000) mengemukakan hal-hal yang perlu dibiasakan agar terhindar dari penyakit
cacingan adalah sebagai berikut: membiasakan buang air besar di WC atau kakus
dan menjaga WC atau kakus tetap bersih, membiasakan mencuci tangan dengan air
memakai sabun setelah buang air besar, setelah bekerja dan sebelum makan.
Data
hasil penelitian (Setyawan, 2003) mengemukakan bahwa 80% infeksi kecacingan terjadi
karena kontak dengan tanah melalui kuku yang kotor, makan menggunakan tangan
tanpa menggunakan sendok dan sering lupa mencuci tangan sebelum makan yang
semuanya merupakan potensi tertelannya telur cacing (yang akan menetas di dalam
tubuh manusia), pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencuci makanan, buah
dan sayuran yang akan dimakan dengan memakai air bersih, memakan daging yang
dimasak dengan matang, memakai sepatu atau sandal, minum air yang bersih,
memberi pengobatan dengan obat antelmintik yang efektif, terutama golongan
rawan, memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan yang
baik dan cara menghindari infeksi cacing-cacing ini (Gandahusada, 2000).
Tags
Patologi