Anatomi kulit manusia terdiri dari beberapa
macam organ. Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki
fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan dari
luar (Tranggono, 2007).
Secara alamiah kulit memiliki lapisan lemak
tipis di permukaannya. Lapisan lemak tersebut terutama berfungsi untuk
melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang akan menyebabkan dehidrasi
kulit. Kulit juga mengandung air sebagai pelembab alami, meskipun sedikit
(hanya 10%) tetapi sangat penting karena kelembutan dan elastisitas kulit
tergantung pada air yang dikandungnya dan bukan pada kandungan lemaknya. Bila
kadar air di dalam kulit sedikit maka kulit akan kering dan pecah-pecah.
Keadaan ini menyebabkan mikroorganisme, kotoran, sisa sabun, dan lain-lain akan
masuk pada kulit yang pecah-pecah tersebut sehingga menimbulkan berbagai
gangguan kebersihan dan kesehatan serta menjadi sumber infeksi (Tranggono,
2007).
Anatomi Kulit Manusia
Secara
anatomi, kulit terbagi atas tiga lapisan utama, yaitu: epidermis, dermis, dan
subkutis (subkutan).
Lapisan
Epidermis
Adalah
lapisan kulit yang paling luar. Lapisan ini terdiri atas:
- Stratum corneum (lapisan tanduk) --- Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar.
- Stratum lucidum (lapisan jernih) --- Berada tepat dibawah stratum corneum. Merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin. Lapisan ini tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.
- Stratum granulosum (lapisan berbutir-butir) --- Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.
- Stratum spinosum (lapisan malphigi) --- Sel berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein.
- Stratum germinativum (lapisan basal) --- Adalah lapisan terbawah epidermis. Di lapisan ini juga terdapat sel-sel melanosit yaitu sel yang membentuk pigmen melanin (Tranggono, 2007).
Lapisan
Dermis
Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh
lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan
fibrosa dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.
Secara
garis besar dibagi menjadi 2 bagian:
- Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
- Pars retikulare, yaitu bagian bawahnya yang menonjol kearah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen elastis dan retikulin.
Lapisan
Subkutan
Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis
atas jaringan ikat longgar, berisi sel-sel lemak didalamnya. Fungsi dari
lapisan hipodermis yaitu membantu melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik
dan mengatur panas tubuh. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat apabila
makan berlebihan. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan
memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya (Wirakusumah, 1994).
Fungsi Kulit
Kulit sebagai organ tubuh yang paling utama
mempunyai beberapa fungsi (Dhody, 1998), diantaranya sebagai berikut:
Kulit
sebagai pelindung dan filter tubuh
Kulit memiliki kemampuan untuk memilih
bahan-bahan penting yang diperlukan oleh tubuh,seperti mencegah bakteri
penyakit dan zat kimia yang masuk kedalam tubuh. Di samping itu, kulit juga
dapat melindungi tubuh dari bahaya lingkungan, seperti panas sinar matahari,
benturan fisik, dingin, hujan, dan angin dengan cara membentuk perlindung asam
kulit secara alamiah, juga berfungsi mengekskresi.
Fungsi
proteksi (Dwikarya, 2003), terjadi karena beberapa hal:
- Keasaman (pH) kulit akibat keringat dan lemak kulit (sebum) menahan dan menekan bakteri dan jamur yang berada di sekitar kulit.
- Jaringan kolagen dan jaringan lemak menahan atau melindungi organ tubuh dari benturan.
Kulit
sebagai pengatur suhu tubuh
Kulit berfungsi membantu menjaga agar suhu
tubuh tetap optimal dengan cara melepaskan keringat ketika tubuh terasa panas,
lalu keringat akan menguap dan tubuh akan terasa dingin kembali. Sebaiknya,
bila tubuh merasa kedinginan maka pembuluh darah dalam kulit akan menyempit
(vasokonstriksi) sehingga panas tubuh akan tetap tertahan.
Kulit
menjaga kelembaban tubuh
Kelembaban dijaga dengan cara mencegah
keluarnya cairan dalam tubuh. Lapisan kulit bersifat kenyal, terutama pada
bagian lapisan tanduknya sehingga air tidak mudah keluar dari dalam tubuh.
Kulit juga mempunyai daya mengikat air yang sangat kuat, yaitu mencapai empat
kali beratnya sehingga mampu mempertahankan teksturnya sendiri.
Kulit
sebagai system syaraf yang sensitif
Kulit memiliki system saraf yang sangat peka
terhadap pengaruh atau ancaman dari luar, seperti dingin, panas, sentuhan,
tekanan, dan sakit. Oleh karena itu, kulit akan segera memberikan reaksi bila
ada tanda-tanda awal dari system syaraf tersebut seperti rasa gatal dan
kemerahan.
Jenis-jenis Kulit
Ditinjau
dari sudut perawatan (Wasitaatmadja, 1997), kulit terdiri atas 3 jenis:
Kulit
Normal
Merupakan kulit yang ideal yang sehat, tidak
mengkilap atau kusam, segar dan elastis dengan minyak dan kelembaban cukup.
Kulit
Berminyak
Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak
permukaan kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilat, kotor dan kusam.
Biasanya pori kulit lebar sehingga kesannya kasar dan lengket.
Kulit
Kering
Adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan
kulit yang kurang atau sedikit sehingga pada perabaan terasa kering, kasar
karena banyak lapisan kulit yang lepas dan retak, kaku atau tidak elastis dan
mudah terlihat kerutan.