Kehamilan
tidan diiginkan (Unwanted pregnancy) adalah suatu kehamilan yang karena suatu
sebab maka keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon
orang tua bayi tersebut (Maryanti & Septikasari, 2009).
Kehamilan
yang tidak diinginkan adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab, yang keberadaannya tidak diinginkan oleh salah
satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut. Kehamilan yang tidak diinginkan
disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai
proses terjadinya kehamilan dan metode pencegahan kehamilan akibat terjadinya
tindak perkosaan dan kegagalan alat kontrasepsi.
Kehamilan
yang tak diinginkan dapat dialami oleh pasangan yang belum menikah maupun
pasangan yang sudah menikah, remaja, pasangan muda, ibu - ibu setengah baya,
bahkan akseptor KB pun, golongan atas, menengah maupun golongan bawah. Orang
yang mengalami Kehamilan yang tidak diinginkan secara langsung adalah wanita.
Sebagian besar dari mereka mengambil keputusan dengan pengguguran kandungannya
(aborsi). Karena sampai saat ini aborsi di Indonesia masih merupakan sesuatu
yang tidak legal, banyak dari pasangan - pasangan yang mengalami Kehamilan yang
tidak diinginkan mengambil jalan aborsi dengan cara yang tidak aman.
Aborsi
tidak aman ini dilakukan oleh tukang urut, dukun pijat, dukun beranak yang
sangat berbahaya karena penolongnya tidak terlatih atau berkompeten, dilakukan
di tempat yang tidak higienis, peralatan medis tidak tersedia dan tidak
memenuhi standar minimal, serta metode atau prosedur tindakan aborsi yang
dilakukan sangat berbahaya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
Akibatnya adalah kematian wanita akan menjadi salah satu risiko yang didapat
dari tindakan aborsi tidak aman tersebut.
Kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya
bisa merampas “kenikmatan“ masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh setiap
remaja, lelaki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan
langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya
karena harus bertanggungjawab (Indiarti,
2007).
Tags
Psikologi Gender