Penanganan cedera kepala perlu dilakukan dengan cepat. Penanganan awal penderita cedera kepala pada dasarnya memiliki tujuan untuk sedini mungkin dan mencegah cedera kepala sekunder serta memperbaiki keadaan umum seoptimal mungkin sehingga dapat membantu penyembuhan sel-sel otak yang sakit (Fauzi,2002).
Untuk penanganan cedera kepala menurut (IKABI, 2004) telah menempatkan standar yang disesuaikan dengan tingkat keparahan cedera yaitu cedera kepala ringan,cedera kepala sedang dan cedera kepala berat.
Penanganan penderita cedera kepala sedang dengan GCS 9-13 meliputi:
- Anamnesa penderita yang. terdiri dari; nama,umur,jenis kelamin, ras, pekerjaan.
- Mekanisme cedera kepala.
- Waktu terjadinya cedera.
- Adanya gangguan tingkat kesadaran setelah cedera.
- Amnesia : retrogade, antegrade.
- Sakit kepala : ringan, sedang, berat
- Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik
- Pemeriksaan neurulogis secara periodik.
- Pemeriksaan CT scan kepala.
- Penderita dilakukan rawat inap untuk observasi.
- Bila kondisi penderita membaik (90%). penderita dapat dipulangkan dan kontrol di poliklinik.
- Bila kondisi penderita memburuk (10%) segera lakukan pemeriksaan CT scan ulang dan penatalaksanaan sesuai dengan protokol cedera kepala berat.
Cedera kepala sedang walaupun masih bisa menuruti perintah sederhana masih ada kemungkinan untuk jatuh ke kondisi cedera kepala berat. Maka harus diperhatikan dan ditangani secara serius. Penatalaksanaan cedera kepala sedang adalah untuk mencegah terjadinya cedera kepala sekunder oleh karena adanya massa intrakranial atau infeksi intrakranial. Penderita yang setelah lewat 24 jam terjadinya trauma kepala, meskipun keadaan stabil harus dilakukan perawatan untuk keperluan obserfasi.(Markam S, Atmadja, Budijanto A, 1999).
Observasi bertujuan untuk menemukan sedini mungkin penyulit asau kelainan lain yang tidak segera memberi tanda atau gejala. (Hidajat, 2004). Untuk melakukan observasi pada panderita cedera kepala digunakan metode glasgow coma scale (GCS).