Sistem golongan
darah rhesus (RH) merupakan suatu sistem yang sangat kompleks. Masih banyak
perdebatan baik mengenai aspek genetika, nomenklatur maupun interaksi
antigeniknya. Rhesus positif (rh positif) adalah seseorang yang mempunyai rh-
antigen pada eritrositnya sedang Rhesus negatif (rh negatif) adalah seseorang
yang tidak mempunyai rh-antigen pada eritrositnya. Antigen pada manusia tersebut
dinamakan antigen-D, dan merupakan antigen yang berperan penting dalam
transfusi. Tidak seperti pada A-B-O sistem dimana seseorang yang tidak
mempunyai antigen A/B akan mempunyai antibodi yang berlawanan dalam plasmanya,
maka pada sistem Rhesus pembentukan antibodi hampir selalu oleh suatu eksposure
apakah itu dari transfusi atau kehamilan.
Sistem
golongan darah Rhesus merupakan antigen yang terkuat bila dibandingkan dengan
sistem golongan darah lainnya. Dengan pemberian darah Rhesus positif (D+) satu
kali saja sebanyak ± 0,1 ml secara parenteral pada individu yang mempunyai
golongan darah Rhesus negatif (D-), walaupun golongan darah A-B-O nya sama
sudah dapat menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) (Widjajakusumah, 2003).
Antigen Rhesus
Meskipun
demikian, perlu diperhatikan bahwa bahkan pada orang-orang dengan Rh-negatif,
beberapa antigen Rh lainnya masih dapat menimbulkan reaksi transfusi, walaupun
biasanya jauh lebih ringan. Kira-kira 85 persen dari seluruh orang kulit putih
adalah Rh-positif dan 15 persennya Rh- negatif. Pada orang kulit hitam Amerika,
persentase Rh positifnya kira-kira 95%, sedangkan pada orang kulit hitam
afrika, betul-betul 100% (Azmeilvita, 2009).
Tags
Darah dan Jantung