Halusinasi terdiri dari beberapa fase. Fase-fase halusinasi dapat dibedakan kedalam empat fase. Berdasarkan intensitas dan keparahannya, halusinasi yang dialami oleh klien menurut Stuart and Larai (2005) membagi halusinasi dari yang masih bisa mengendalikan dirinya ke yang semakin berat fase tingkat halusinasinya.
Fase-fase halusinasi seperti yang akan dijelaskan dibawah ini:
FASE 1. Comforting (ansietas sebagai halusinasi menyenangkan)
Karaktersitik: Klien mengalami perasaan seperti ansietas,kesepian,rasa bersalah dan takut mencoba untuk berfokus pada pikiran menyenangkan untuk meredakan ansietas individu mengenal bahwa pikiran-pikiran dan pengalaman sensor berada dalam kondisi kesadaran jika ansietas dapat ditangani (nonpsikotik).
Perilaku klien: Tersenyum dan tertawa tidak sesuai menggerakkan bibir tanpa suara menggerakkan mata yang cepat dan respon verbal yang lambat
FASE II Condemning (Ansietas berat halusinasi memberatkan)
Karaktersitik: Pengalaman sensasi menjijikan dan Peningkatan system saraf otonom yang menunjukan menakutkan,klien mulai lepas kendali dan mungkin menciba untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang di persepsikan,individu mungkin merasa malu karena pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang lain(nonpsikotik).
Perilaku klien: Peningkatan system saraf otonom yang menunjukan ansietas,peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi dan pernapasan, penyempitan kemampuan konsentrasidan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita
FASE III Controling (Anxietas berat, pengalaman sensori menjadi penguasa)
Karaktersitik: Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan mnyerah dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya,individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sensori tersebut berahir(psikotik).
Perilaku klien: Kemampuan dikendalikan hlusinasi akan lebih di takuti,kerusakan berhubungan dengan orang lain,rentang perhatian hanya beberapa detik/menit adanya tanda-tanda fisik ansietas berat,tremor, tidak mampu memahamiperaturan
FASE IV Conquering/panic (Umumnya menjadi lezat dalam halusinasinya)
Karaktersitik: Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasi berahir dari beberapa jam/hari jika intervensi terapeutik(psikotik berat).
Perilaku klien: Perilaku tremor akibat panic,potensi berat suicida/nomicide aktifitas merefleksikan halusinasi perilaku isi, seperti kekerasan, agitasi, agitas menarik diri, tidak mampu merespon terhadap perintah yang komplek dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.