Peran ibu dalam mengatas kesulitan makan pada anak sangat dominan, artinya, peran ibulah yang sangat mempengaruhi pola makan anak. Peran seorang ibu sangat besar dalam proses kehidupan awal seorang anak. Sejak bayi lahir, ibu yang menyusui atau menyuapi makanan ke mulut bayi. Freud menempatkan tokoh ibu paling penting dalam perkembangan seorang anak. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh serta pendidik untuk anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, dan sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, di samping itu ibu juga bisa mencari nafkah untuk tambahan dalam menopang ekonomi keluarganya (Dagun, 2002).
Menurut Maharani (2009), menyatakan bahwa seorang ibu harus mengetahui berbagai hal yang terkait dengan perannya meliputi mengetahui makanan bergizi, jadwal makanan, cara mempersiapkan, cara menyajikan serta dalam mempersiapkan perlengkapan makannya. Seorang ibu harus mampu melatih makan pada anaknya dan sanggup mengantisipasi sewaktu anak susah makan.
Winarsho (2009) menyatakan bahwa peran ibu dalam memberikan makanan pada anak balita adalah sebagai berikut:
Membentuk pola makan anak
Pola makan adalah cara seseorang dalam memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis budaya dan sosial (Waryana, 2010). Makanan berperan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini. Penting sekali membina dan mengembangkan keterampilan makan pada anak yang dimulai sejak dini. Kebutuhan bahan makanan perlu diatur, sehingga bayi mendapatkan asupan gizi yang diperlukan secara utuh sesuai dengan usia dan kebutuhannya.
Pola makan anak sebaiknya diatur sesuai dengan waktu lapar dan pengosongan lambungnya. Perhatikan juga jarak waktu pemberian makan, supaya anak tidak diberi makan ketika masih kenyang. Tidak benar memaksa anak menghabiskan makanannya jika anak sudah tidak mau makan. Sikap memaksa hanya akan membuat anak trauma pada makanan.
Pola makan kelompok masyarakat atau keluarga akan menjadi pola makan anak dimana seorang anak itu tinggal. Seorang anak dapat memiliki kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan dalam masyarakatnya. Jika menyusun hidangan untuk anak, hal yang perlu diperhatikan adalah memenuhi kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang amat penting (Santoso, 2009).
Makan dapat dijadikan media untuk mendidik anak supaya anak dapat menerima, menyukai, memilih makanan dan menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu, dengan demikian dapat dibina kebiasaan yang baik tentang waktu makan. Melalui cara pemberian makan yang teratur anak biasa makan pada waktu yang lazim dibiasakan. Kebiasaan itu dengan sendirinya akan membentuk pola makan pada balita (Santoso, 2009).
Menciptakan situasi yang menyenangkan
Suasana makan juga menentukan mood anak, jika di lingkungan rumah ada taman bermain tak ada salahnya jika mengajak anak main di sana. Suasana bertemu teman-teman sepermainannya akan membuat anak cenderung lebih bersemangat makan. Namun perlu diingat makanan yang dibawa harus ditutup dengan baik untuk menghindari debu dan kuman. Tidak benar memaksa anak untuk makan, biarkan anak makan atas inisiatif sendiri. Seperti halnya orang dewasa nafsu makan anak juga dipengaruhi suasana hatinya. Anak sedang merasa tidak bahagia, tertekan atau tidak dicintai dapat menyebabkan selera makan anak akan menurun.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih menu favoritnya. Suasana makan yang menyenangkan juga bisa diciptakan didalam rumah bisa sambil nonton televisi, mendengarkan lagu kesenangan, atau makan bersama-sama keluarga yang lain, sehingga menambah nafsu makan pada anak.
Penyajian makanan yang menarik
Penyajian makanan yang menarik bisa dilakukan dengan banyak cara diantaranya perhatikan dalam menyajikan makanan. Penyajian makanan yang menarik dapat merangsang keinginan anak untuk makan. Penyajian makanan yang menarik dapat dengan menggunakan perangkat makan yang menarik misalnya bergambar karakter kartun yang lucu dengan warna-warna yang menarik, variasi menu dan berikan perubahan rasa.
Tags
Perkembangan Anak