Proses penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan kehilangan nilai gizinya. Semua bahan makanan dibersihkan terlebih dahulu sebelum disimpan, yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan disimpan dalam ruangan yang bersuhu rendah (Kusmayadi, 2008).
Penyimpanan bahan makanan dalam freezer sama sekali tidak membunuh bakteri melainkan menghambat pertumbuhan (berkembangbiak bakteri). Apabila makanan dikeluarkan dari dalam freezer dan temperatur menjadi tinggi, maka bakteri akan mulai memperbanyak diri kembali. Bakteri baru berhenti tumbuh apabila makanan disimpan pada temperatur di bawah 30C (Moehyi, 1992).
Dalam penyimpanan bahan makanan hal – hal yang harus diperhatikan adalah:
- Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan memenuhi syarat.
- Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga: (i) Mudah untuk mengambilnya, (ii) Tidak menjadi tempat bersarang/ bersembunyi serangga dan tikus, (iii) Tidak mudah membusuk dan rusak, untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harus disediakan tempat penyimpanan dingin, (iv) Setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk riwayat kelur masuk barang dengan system FIFO (First In Firs Out),
Syarat-syarat penyimpanan bahan makanan menurut Depkes RI (2004) adalah:
- Tempat penyimpanan bahan makanan selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih
- Penempatannya terpisah dari makanan jadi
- Penyimpanan bahan makanan diperlukan untuk setiap jenis bahan makanan: (i) dalam suhu yang sesuai, (ii) ketebalan bahan makanan padat tidak lebih dari 10 cm, (iii) kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80%-90%
- Bila bahan makanan disimpan digudang, cara penyimpanannya tidak menempel pada langit-langit, dengan ketentuan sebagai berikut: (i) jarak makanan dengan lantai 15 cm, (ii) Jarak makanan dengan dinding 5 cm, (iii)- jarak makanan dengan langit-langit 60 cm
- Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan makanan. Bahan makanan yang masuk lebih dahulu merupakan yang pertama keluar, sedangkan bahan makanan yang masuknya belakangan terakhir dikeluarkan atau disebut dengan sistem FIFO (First In First Out).
Ada empat cara penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya yaitu (Depkes RI, 2004):
- Penyimpanan sejuk (coolling), yaitu suhu penyimpanan 100C – 150C untuk jenis minuman buah, es krim dan saturan.
- Penyimpanan dingin (chilling), yaitu suhu penyimpanan 40C – 100C untuk bahan makanan yang berprotein yang akan segera diolah kembali.
- Penyimpanan dingin sekali (freezing), yaitu suhu penyimpanan 00C – 40C untuk bahan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam.
- Penyimpanan beku (frozen), yaitu suhu penyimpanan < 00C untuk bahan makanan protein yang mudah rusak untuk jangka waktu > 24 jam.
Tags
Gizi dan Nutrisi