Pengertian depresi secara umum dapat di definisi sebagai gangguan mood yang mempengaruhi fungsi normal individu. Depresi merupakan salah satu diantara bentuk sindrom gangguan-gangguan keseimbangan mood (suasana perasaan). Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada yang mewarnai kehidupan psikologis kita. Perasaan sedih atau depresi bukanlah hal yang abnormal dalam konteks peristiwa atau situasi yang penuh tekanan. Namun orang dengan gangguan mood (mood disorder) yang luar biasa parah atau berlangsung lama dan mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab secara normal (Semiun, 2006).
Depresi dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, perasaan tidak berharga, merasa kosong, putus harapan, selalu merasa dirinya gagal, tidak berminat pada ADL sampai ada ide bunuh diri (Yosep, 2009).
Dalam pedoman penggolongan dan diagnosa gangguan jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) (1993) disebutkan bahwa gangguan utama depresi adalah adanya gangguan suasana perasaan, kehilangan minat, menurunya kegiatan, pesimisme menghadapi massa yang akan datang. Pada kasus patologi, depresi merupakan ketidakmampuan ekstrim untuk bereaksi terhadap rangsang, disertai menurunya nilai dari delusi, tidak mampu dan putus asa (Maslim, 2001).
Hampir semua individu pernah mengalami depresi, yang ditandai dengan perasaan sedih, letargik dan tidak tertarik pada aktivitas yang menyenangkan. Depresi merupakan respon terhadap stres kehidupan. Diantara situasi yang paling sering mencetuskan depresi adalah kegagalan di sekolah atau pekeijaan, kehiiangan orang yang dicintai dan menyadari bahwa penyakit atau penuaan sedang menghabiskan kekuatan seseorang. Depresi dianggap abnormal hanya jika dalam kurun waktu yang lama (Atkinson, 1993).
Depresi merupakan salah satu gangguan mood atau emosional karena gambaran yang menonjol pada penderita depresi adalah terganggunya emosi. Seseorang dapat dikatakan depresi apabila kesedihan, kekeeewaan dan keputusasaan tersebut berkembang sehingga teijadi gejala-gejala selanjutnya yang empengaruhi fungsi-fungsi psikologik dan fisiologik (Gazzaniga, 1980; Witting dan Williams, dalam Meiwati, 1994).
Masella, dkk (dalam Meiwati, 1994) menyatakan bahwa depresi merupakan suatu gangguan yang umum, dan dapat teijadi pada siapa saja, namun berbeda didalam mengekspresikannya tergantung pada individu yang bersangkutan.
Beck (1985) memberikan batasan mengenai depresi dengan atribut-atributnya yaitu:
- Perubahan suasana hati yang spesifik seperti kesedihan, kesepian dan apatis
- Konsep diri yang negatif disertai dengan perasaan-perasaan menyalahkan dan mencela diri sendiri: keinginan untuk menghindar, sembunyi atau mati
- Perubahan-perubahan vegetatif seperti tidak ada nafsu makan, tidak dapat tidur dan kehilangan dorongan seksual
- Perubahan tingkat aktivitas seperti retardasi atau agresi.
Gangguan depresi dapat diawali dengan munculnya perasaan-perasaan negatif antara lain kesedihan, keputusasaan, kekecewaan yang dialami oleh seseorang secara berulang kali. Namun demikian depresi berbeda dengan kesedihan, kekecewaan atau keputusasaan seperti biasanya teijadi. Perbedaan ini terdapat pada intensitas dan lamanya peristiwa-peristiwa negatif tersebut terjadi.