Manfaat pemberian ASI sangat besar, baik bagi bayi, ibu, keluarga dan masyarakat. Manfaat pemberian ASI meliputi manfaat biologis, psikologis, sosial dan ekonomi.
Menyusui bayi dapat mendatangkan manfaat bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim penernaan.
Beberapa manfaat pemberian ASI adalah sebagai berikut:
Manfaat Pemberian ASI bagi Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya.
Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI (Roesli, 2000).
Pemberian ASI eklusif selama 6 bulan memberikan manfaat kepada bayi yang meliputi:
- Melindungi dari infeksi gastrointestinal
- Bayi yang mendapat ASI ekslusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif hanya empat bulan.
- ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi
Manfaat Pemberian ASI bagi Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional (Dwi Sunar, 2009).
Manfaat Pemberian ASI bagi Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian (Roesli, 2005).
Manfaat Pemberian ASI bagi Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi (Dwi Sunar, 2009).
Selain itu, manfaat pemberian ASI juga dapat dilihat dari kandungan ASI tersebut, serta manfaat proses pemberian ASI. Manfaat itu adalah sebagai berikut:
Aspek Gizi
Kolostrum adalah ASI khusus berwarna kekuningan, agak kental dan diproduksi dalam beberapa hari setelah persalinan. Mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Jumlah kolostrum yang diproduksi, bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi oleh karena itu harus diberikan kepada bayi. Mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak yang rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah kelahiran. Membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Taurin, DHA dan AA, taurin adalah sejenis asam amino kedua terbanyak terdapat dalam ASI dan tidak terdapat dalam susu sapi. Berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fattyacids) diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursomya) yaitu masing-masing dari Omega 3 (Asam linolenat) dan Omega 6 (Asam linoleat).
Aspek Imunologik
ASI bersih/ bebas kontaminasi, meskipun kemungkinan terkontaminasi melalui putting susu, akan tetapi bakteri ini tidak diberi kesempatan berkembang biak karena ASI yang diminum mengandung zat anti infeksi: IImmunoglobulin, terutama immunoglobin(Ig.A) kadarnya lebih tinggi dalam kolostrum dibanding dengan ASI. Ig.A melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus dalam saluran pencernaan. Laktoferin, sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan dalam ASI yang mengikat zat besi (ferum) disaluran pencernaan. Lysosim, suatu enzim yang juga melindungi bayi terhadap bakteri dan virus yang merugikan. Lysosim terdapat dalam jumlah 300 kali lebih banyak pada ASI dari pada susu sapi. Enzim ini aktif mengatasi bakteri E.coli dan Salmonela.
Aspek Psikologik
Menyusui Rasa percaya diri ibu untuk menyusui, besar pengaruhnya bagi keberhasilan menyusui.Kemauan yang besar dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu ibu. Hubungan/ Interaksi Ibu – Bayi, paling mudah terjadi selama ½ jam pertama dan mulai terjadi beberapa menit sesudah bayi dilahirkan. Karena itu penting sekali bayi mulai disusui 30 menit setelah bayi dilahirkan. Pengaruh Kontak Langsung Ibu – Bayi, apabila proses menyusui dilakukan dengan baik, akan memberikan kepuasan kepada ibu dan bayi. Bayi merasa aman dan puas karena melalui sentuhan kulit dapat merasakan kehangatan tubuh ibu dan dapat mendengar denyut jantung ibu, yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI yang dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4,3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI.
Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif ibu tidak perlu mengeluarkan biaya dan makanan bayi sampai sedikitnya umur 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga.
Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah sementara (MAL = Metode Amenorea Laktasi). MAL harus memenuhi tiga kriteria:
- Tidak Haid
- Menyusui secara eksklusif
- Umur bayi kurang dari 6 bulan (Dep Kes RI, 2005).
Aspek Neurologis
Belum sempurnanya koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas, dapat terjadi pada bayi baru lahir. Dengan mengisap payudara ketidak sempurnaan koordinasi syaraf tersebut dapat lebih baik.
Tags
Perkembangan Bayi