Karies gigi adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi, hingga menjalar kedentin (tulang gigi) struktur email sangat menentukan proses terjadinya karies (Soebroto, 2009).
Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutan email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobal dari substrat (medium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan dengan timbulnya distruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang) (Schuurs, Moorer, Anderson, Velzen, & Visser, 1992).
Karies gigi disebabkan oleh bakteri streptococcus mutans dan lactobacili bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi (Pratiwi, 2009).
Proses Terjadinya Karies Gigi
Proses terjadinya karies gigi menurut Srigupta (2004) adalah sebagai berikut:
- Berbagai bakteri yang ada dalam mulut membentuk asam, dari gula yang terkandung dalam makanan, yang melekat pada permukaan gigi (plak)
- Asam ini dilarutkan “email” pelapis gigi berwarna putih, yang menghancurkan susunan gigi. Proses ini dikenal dengan karies gigi dan menyebabkan gigi berlubang
- Lebih jauh lagi asam tersebut menyebabkan penetrasi karies dari email ke gigi bagian dalam dibawah gigi kepala.
Letak Karies Gigi
Ada empat daerah yang sering terkena karies gigi yaitu:
- Permukaan email berfisur Fisur sering menjadi karies dalam beberapa waktu setelah erupsi. Fisur merupakan saran plak yang baik dan akan susah membuang plak itu dari tempat ini (Pitford, 1993).
- Permukaan email halus Terjadi pada permukaan yang telah dilekati plak yang luas beberapa waktu lamanya.
- Permukaan akar Banyak terjadi pada orang tua yang ginggilovanya telah mengalami resesi dan dapat terjadi pada akar gigi yang emailnya tidak terkena karies.
- Sekitar tumpatan
Kecepatan Proses Karies Gigi
Akumulasi plak pada permukaan gigi utuh dalam dua sampai tiga minggu menyebabkan terjadinya bercak putih. Waktu terjadinya bercak putih menjadi kavitasi tergantung pada umur, pada anak-anak satu setengah tahun, dengan kisaran 6 bulan ke atas dan ke bawah.
Pada anak-anak, kemunduran berjalan lebih cepat dibanding orang tua, hal ini menurut Schuurs et.al. (1992) disebabkan:
- Email gigi yang baru erupsi lebih mudah diserang selama belum selesai marturasi setelah erupsi yang berlangsung terutama satu tahun setelah erupsi.
- Remineralisasi yang tidak memadai bagi anak bukan karena perubahan fisiologis tetapi sebagai akibat pola makanannya.
- Lebar tumbuh pada anak–anak mungkin menyokong terjadinya sklerotisasi yang tidak memadai
- Diet yang buruk
Tipe Karies Gigi pada Anak
Ada dua tipe karies yang sering dijumpai pada anak-anak menurut Sigar (2001), yaitu:
- Nursing bottle caries --- Terjadi pada anak yang kebiasaan menghisap dot botol berisi susu atau cairan manis lainnya, terutama pada saat ia berbaring hinggs tertidur.
- Rampat karies --- Karies ini muncul tiba-tiba, menyebar dan berkembang dengan cepat melubangi gigi hingga ruang saraf terbuka.
Bentuk-bentuk Karies Gigi
Menurut Tarigan (1992) bentuk-bentuk karies gigi dibagi menjadi:
Berdasarkan cara meluasnya karies gigi
- Penetrierende karies gigi --- Karies gigi yg keluar dari email ke dentin dalam bentuk kerucut.
- Untermirende karies --- Karies yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas ke arah samping.
Berdasarkan stadium karies
- Karies Superfikilies --- Karies baru enamel saja,sedang dentin belum terkena.
- Karies Mediti Karies --- sudah mengenai dentin,tapi belum melebihi setengah dentin.
- Karies Profunda --- Karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang sudah nengenai pulpa.
Karies Profunda dibagi atas 3 stadium:
- Karies Profunda stadium I --- karies telah melewati setengah dentin,biasanya radang pulpa belum dijumpai.
- Karies Profunda stadium II --- masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa.
- Karies Profunda stadium III --- pulpa telah dibuka, dijumpai bermacam-macam radang pulpa.
Penegakkan Diagnosis Karies Gigi
Karies dapat diidentifikasi sebagai bercak putih dan coklat serta kavitas pada permukaan bukal dan lingual dapat dilihat jelas denga mata telanjang atau lewat kaca mulut (Schuurs et.al., 1992).
Menurut Pitford (1993) diagnosa karies gigi dapat ditegakkan dengan dua cara:
Pemeriksaan Subyektif
yaitu dengan melakukan anomnesa pada pasien.
Pemeriksaan Obyektif
yaitu dengan cara klinik,yaitu terbagi atas:
- Pemeriksaan Visual Langsung Setelah gigi dibersihkan dan dikeringkan dari plak,dapat dilihat tanda karies antara lain: (a) bercak putih diemail, (b) hilangnya kontur permukaan gigi, (c) dentin karies biasanya berwarna kuning atau coklat
- Transluminasi Jika gigi disinari, lesi karies akan terlihat sebagai bayangan hitam.
- Penggunaan Sonde Sonde dapat digunakan untuk menelusuri permukaan gigi dan mendeteksi pit dan flour yang melunak karena karies.
- Pemakaian Benang Gigi Benang gigi dapat dilewatkan diantara permukaan Proksimal dan jika benang gigi menjadi rusak ini menandakan adanya tepi email yang kasar dari suatu kavitas karies.
- Radiografi Sinar X akan diserap oleh jaringan keras, sehingga jika sinar X diarahkan ke gigi akan terbentuk suatu gambaran pada film yang ditempatkan di belakangnya.
Faktor-faktor Pencegah Karies Gigi
- Usahakan anak mendapat cukup makanan bergizi
- Lakukan tindakan pembersihan gigi anak sedini mungkin, paling sedikit dua kali sehari, pagi setelah makan, malam sebelum tidur
- Jangan membiasakan anak minum susu ataupun cairan manis lainnya menjelang tidur (Sigar, 2001).
- Tinkatkan daya tahan gigi anak dengan flour karena sebagai salah satu komponen yang dapat memperkuat email gigi (Maulani, 2005).
- Biasakan memberikan air putih atau berkumus jika sesudah minum atau memakan manis
- Bawalah anak anda kedokter gigi untuk mendapatkan perawatan dini terhadap karies.
- Lanjutkan konterol yang teratur kedokter gigi setiap 3-6 bulan sekali (Karel, 2005).
Tags
Patologi
nice info! :)
BalasHapus