Fungsi keluarga sangat mempengaruhi fungsi individual. Setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota keluarga yang ada di dalamnya memilki tugas masing-masing. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga inilah yang disebut fungsi. Jadi fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau di luar keluarga. (Abu Ahmadi 1991: 88;dalam Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu 2001;44)
Fungsi keluarga mengacu pada peran individu dalam mengetahui yang pada akhirnya mewujudkan hak dan kewajiban. Mengetahui fungsi keluarga sangat penting sebab dari sinilah terukur dan terbaca sosok keluarga yang ideal dan harmonis. Munculnya krisis dalam rumah tangga dapat juga sebagai akibat tidak berfungsinya salah satu fungsi kelurga. Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu (2001:45) membagi fungsi keluarga sebagai berikut;
Fungsi Biologis
Fungsi biologis berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan seksual suami isteri. Keluarga ialah lembaga pokok yang secara absah memberikan peluang bagi pengaturan dan pengorganisasian kepuasan seksual. Namun, ada pula masyarakat yang memberikan toleransi yang berbeda-beda terhadap lembaga yang mengambil alih fungsi pengaturan seksual ini. Misalnya tempat-tempat hiburan atau panti pijat. Kenyataan ini pada dasarnya merupakan suatu kendala dan sekaligus suatu hal yang sangat rumit untuk dipikirkan. Kelangsungan sebuah keluarga banyak ditentukan oleh keberhasilan dalam menjalani fungsi biologis ini. Apabila salah satu pasangan kemudian tidak berhasil menjalankan fungsi biologisnya, kemungkinan besar akan terjadi gangguan dalam keluarga yang biasanya berujung pada perceraian dan poligami.
Fungsi Sosialisasi Anak
Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui fungsi ini, keluarga berusaha mempersiapkan bekal selengkap-lengkapnya kepada anak dan memperkenalkan pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapakn akan dijalankan oleh mereka. Sejalan dengan itu, baik atau buruknya sosialisasi dalam keluarga akan berpengaruh terhadap anggotanya. Abdullah Nasikh Ulwan (1989:17) dalam Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu (2001:46) berpendapat bahwa anak adalah amanat yang berada di pundak orang tuanya. Kalbunya yang murni bersih, seperti mutiara yang tak ternilai. Bila dibiasakan didik kebaikan, maka anak akan tumbuh menjadi orang yang baik dan berbahagia di dunia dan akhirat. Dan apabila dibiarkan pada kejelekan seperti layaknya hewan, niscaya dia akan rusak dan menderita.
Fungsi Afeksi
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan kasih sayang atau rasa cinta. Pandangan psikiatrik menyatakan bahwa penyebab utama gangguan emosional, perilaku dan bahkan kesehatan fisik adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan dan hubungan kasih sayang dalam suatu lingkungan yang intim. kebutuhan kasih sayang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi seseorang. Banyak orang tidak menikah sungguh bahagia, sehat, dan berguna, tetapi orang yang tidak pernah dicintai jarang bahagia, sehat dan berguna. Kecenderungan dewasa ini menunjukkan bahwa fungsi efeksi telah bergeser kepada orang lain, terutama bagi mereka yang orang tuanya yang bekerja di luar rumah. Konsekuensinya anak tidak lagi dekat secara psikologis karena anak akan menganggab orang tuanya tidak memiliki perhatian.
Fungsi Edukatif
Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik manusia. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan seorang anak mulai dari bayi. Belajar jalan, hingga mampu berjalan. Salah satu contoh fungsi keluarga sebagai alat pendidikan dapat dilihat pada keluarga Jawa dan Sunda. Seorang anak menerima suatu pemberian dari orang lain harus harus menerima dengan tangan kanan, jika tidak pemberian itu ditarik kembali. Tanggung jawab keluarga untuk mendidik anak-anaknya sebagian besar atau bahkan mungkin seluruhnya telah diambil oleh lembaga pendidikan formal maupun informal.
Fungsi Religius
Fungsi religius dalam keluarga merupakan salah satu indikator keluarga sejahtera. Dalam UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan Kependudukan dan pembangunan Keluarga Sejahtera dan PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan mewujudkan keluarga sejahtera. Dalam ketentuan umum kedua peraturan perundang-undangan itu dinyatakan bahwa “keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memilki hubungan yang serasi dan seimbang antaranggota dan antarkeluarga dengan masyarakat dan lingkungan”.
Fungsi Protektif
Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para anggotanya. Fungsi ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari hal-hal negatif. Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik, ekonomis, psikologis bagi seluruh anggotanya. Namun demikian, fungsi perlindungan dalam keluarga itu lambat laun akan bergeser dan sebagian telah diambil alih oleh lembaga lainnya. Misalnya dapat terlihat bahwa mula-mula laki-laki dari suatu keluarga melindungi anggotanya dengan menggunakan senjata, tetapi dewasa ini polisi dan petugas keamanan lainnya yang melindungi hak-hak seseorang dalam kehidupannya.
Fungsi Rekreatif
Fungsi rekreatif bertujuan untuk memberikan suasana yang segar dan gembira dalam lingkungan. Fungsi rekreatif dijalankan untuk mencari hiburan. Dewasa ini tempat-tempat hiburan banyak berkembang di luar rumah karena berbagai fasilitas dan aktivitas rekreasi berkembang dengan pesatnya. Media TV termasuk dalam keluarga sebagai sarana hiburan bagi anggota keluarga.
Fungsi Ekonomis
Fungsi ekonomis bertujuan untuk berusaha memproduksi beberapa unit kebutuhan rumah tangga dan menjualnya sendiri. Keperluan rumah tangga itu, seperti seni membuat kursi, makanan, dan pakaian dikerjakan sendiri oleh ayah, ibu, anak dan sanak saudara yang lain untuk menjalankan fungsi ekonominya sehingga mereka mampu mempertahankan hidupnya. Para anggota keluarga bekerja sebagai tim yang tangguh untuk menghidupi keluarganya. Namun seiring dengan perubahan waktu dan pertumbuhan perusahaan serta mesin-mesin canggih, peran keluarga yang dulu sebagai lembaga ekonomis secara perlahan-lahan hilang. Bahkan keluarga yang ada pada mulanya disatukan dengan pekerjaan bertani.
Fungsi Penentuan Status
Dalam sebuah keluarga, seseorang menerima serangkaian status berdasarkan umur, urutan kelahiran, dan sebagainya. Status/kedudukan ialah suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok atau posisi kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Status tidak bisa dipisahkan dari peran. Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki status. Keluarga diharapkan mampu menentukan status bagi anak-anaknya. Yang dapat dijalankan dari fungsi status ini adalah menentukan status berdasarkan jenis kelamin. Misalnya, seorang ayah bertanya kepada anak-anak laki-lakinya,”mau jadi apa jika kamu dewasa nanti?” sedangkan pada anak perempuannya ditanyakan, apakah kamu sudah besar ingin seperti ibu?. Latihan peran tersebut dilakukan secara konsisten selama bertahun-tahun sehingga membawa anak laki-laki dan perempuan kepada kematangan fisik dengan perbedaan yang besar dalam tanggapan, perasaan, serta kecenderungan mereka kelak.
Tags
Psikologi Keluarga