Banyak faktor yang menjadi penyebab kecemasan. Tetapi, secara umum, penyebab kecemasan dapat dibagi menjadi faktor predispoisis dan faktor presipitasi. Banyak ahli memberikan pandangan tentang hal-hal yeng mempengaruhi kecemasan. Iskandar (dalam Lestary, 2010) menggambarkan bahwa factor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab kecemasan terbagi menjadi dua yaitu internal yang berangkat dari pandangan psikoanalisis yang berpendapat bahwa sumber dari kecemasan itu bersifat internal dan tidak disadari. Sementara menurut Atkinson (dalam Lestary, 2010) menyebutkan bahwa kecemasan lebih ditimbulkan oleh factor eksternal dari pada factor internal.
Dalam kajian ini menurut Stuart dan Sundeen (1998) menyatakan penyebab kecemasan dibagi menjadi:
Faktor Predispoisi
Faktor predisposisi, yaitu faktor-faktor pendorong timbulnya kecemasan yang dibagi menjadi:
- Dalam pandangan psikoanalitik kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya, ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen tersebut.
- Menurut pandangan interpersonal kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik.
- Menurut pandangan perilaku kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.
- Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan.
Faktor Presipitasi
Faktor Presipitasi merupakan faktor pencetus timbulnya kecemasan yang dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
- Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang/menurunnya kapasitas untuk melaksanakan aktifitas sehari – hari.
- Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegritas dalam diri seseorang.