Menurut Munandar, Achir, Winata, Lestari, Rosemini, Rifameutia dan Hartana (1988), Tes Kreativitas Figural (TKF) merupakan adaptasi dari Circle Test yang dibuat oleh Torrance. Tes kreativitas figural (TKF) pertama kali digunakan di Indonesia oleh Utami Munandar pada tahun 1977. Dalam hasil penelitian tersebut diperoleh norma-norma baku dari TKF untuk siswa kelas 4 SD hingga siswa kelas 3 SMA, atau mencakup usia 10 sampai dengan 18 tahun.
Kreativitas yang diukur dalam TKF memiliki pengertian sebagai kemampuan untuk membentuk kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur yang diberikan yang tercermin dari kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam memberi gagasan serta kemampuan untuk mengembangkan, merinci, dan memperkaya (elaborasi) suatu gagasan.
Istilah figural menyangkut informasi dalam bentuk konkrit, berbeda dengan verbal yang menyangkut informasi dalam bentuk konsepsi atau konstruk mental yang menggunakan kata-kata.
Bentuk figural dari baterai tes Torrance meliputi kegiatan tugas:
1. Membuat suatu gambar dari suatubentuk yang diberikan;
2. Melengkapi gambar, berdasarkanbeberapa rangsang garis;
3. Membuat macam-macam gambardari sejumlah lingkaran yangdiberikan sebagai rangsang (CirclesTest)
Tes Kreativitas Figural (TKF) relative mudah pelaksanaannya dan hanya memerlukan waktu 10 menit dalam pelaksanaannya. Stimulus TKF mengundang· anak mengungkapkan gagasan-gagasannya dalam bentuk gambar, sehingga lebih menarik bagi anak-anak (seperti bermain).
Adapun aspek-aspek yang mendasari TKF sama dengan ciri-ciri kreativitas yang dikemukakan oleh Guilford, yaitu kelancaran berpikir, keluwesan berpikir, elaborasi dan originalitas (dalam Munandar dkk., 1988).
Kreativitas (berpikir kreatif) adalah kemampuan untuk membentuk kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur yang diberikan yang tercermin dari kelancaran, kelenturan dan orisinalitas dalam memberikan gagasan serta kemampuan untuk mengembangkan, merinci dan memperkaya (elaborasi suatu gagasan).
Kelancaran (fluency) dalam berpikir atau memberi gagasan adalah kemampuan untuk dapat memberikan gagasan-gagasan dengan cepat (penekanan pada kuantitas). Skor Kelancaran adalah jumlah jawaban dikurangi jumlah yang sama (bukan kategori jawaban).
Kelenturan (fleksibilitas) dalam berpikir atau memberi gagasan adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan yang beragam, bebas dari perseverasi. Skor Kelenturan adalah adalah dari kategori/pengelompokan berdasarkan jenis gagasan.
Orisinalitas dalam berpikir atau memberikan gagasan adalah: (1) Kemampuan untuk memberikangagasan-gagasan yang secarastatistik unik dan langka untukpopulasi tertentu. (2) Kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru, atau membuat kombinasi-kombinasi baru antara macam-macam unsur/bagian. Skor orijinalitas diperoleh berdasarkan tabulasi jawaban dari 500 subyek usia 10 s/d18 tahun. Jawaban yang diberikan oleh 10% ataulebih subyek diberikan skor 0. Jawaban yang diberikan oleh 5-9%subyek diberikan skor 1. Jawaban yang diberikan oleh 2-4% subyek diberikan skor 2. Jawaban yang diberikan oleh kurang dari 2% subyek diberikanskor 3. Jawaban yang tidak termasuk dalam daftar orijinalitas, diberikan skor 3. Menggabung 2 lingkaran diberikan 2 bonus points. Menggabung 3-5 lingkaran diberikan 5. Menggabung 6 - 10 lingkarandiberikan 10. Menggabung 11-15 diberikan 15. Menggabung 15 lingkaarn diberikan 20. Menggabung semua lingkaran diberikan 25.
Kemampuan mengelaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan, merinci dan memperkaya suatu gagasan. Untuk memperoleh skor elaborasi kita melihat jumlah gagasan/detail yang nampak pada setiap obyek/respon, disamping gagasan pokok yang minimal. Setiap penambahan diberi skor 1.
Tags
Kreativitas