Perkembangan anak autis akan berbeda dengan perkembangan anak-anak yang normal. Menurut Wenar (1994) autisme berkembang pada 30 bulan pertama dalam hidup, saat dimensi dasar dari keterkaitan antar manusia dibangun, karenanya periode perkembangan yang dibahas akan dibagi menjadi masa infant dan toddler dan masa prasekolah dan kanak-kanak tengah.
Masa infant dan toddler
Hubungan dengan care giver merupakan pusat dari masa ini. Pada kasus autisme sejumlah faktor berhubungan untuk membedakan perkembangannya dengan perkembangan anak normal.
Masa prasekolah dan kanak-kanak tengah
a. Faktor afektif-motivasional --- Motivasi untuk menjadi partisipan aktif yang kuat pada anak normal, lemah pada anak autis. Anak autis kurang tertarik dengan teman sebayanya. Anak autis kurang dalam empati, yaitu proses dimana seseorang berespon secara afektif terhadap orang lain seperti mereka mengalami affect yang sama dengan orang tersebut.
b. Reciprocity --- Pada anak autis, ketidakmampuan untuk berpartisipasi secara penuh dalam interkasi sosial resiprokal yang sesuai umur dapat bertahan seumur hidup mereka.
Kesulitan-kesulitan yang dialami anak autis dalam masa perkembangannya
Karena autis adalah salah satu gangguan perilaku yang kompleks, sehingga anak yang mengalami autis dalam masa perkembangannya juga mengalami kesulitan-kesulitan. Kesulitan itu antara lain:
- Kesulitan penerimaan --- Mereka sulit mengenali wajah atau suara dari foto atau rekaman suara, mungkin karena kesulitan kognitif dalam memproses stimulus sosial yang kompleks. Anak autis memahami penyebab dari emosi setidaknya pada level- level sederhana. Misalnya: mereka memahami hubungan antara situasi dan affect. Orang merasa senang saat pesta ulang tahun, sedih saat jatuh.
- Kesulitan ekspresif --- Mereka kurang dalam hal malu, afeksi dan bersalah yang biasanya muncul pada anak normal usia 2-3 tahun. Mereka juga mengalami kekurangan dalam ekspresi wajah, miskinnya gesture tubuh dan kurangnya modulasi dalam aspek ekspresif dari suara yang memberikan kesan kaku.
Tags
Autisme