Motivasi dan kinerja adalah dua buah variabel yang saling mempengaruhi. Artinya, bahwa seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi cenderung memiliki kinerja yang bagus, ataupun sebaliknya mereka yang berkinerja jelek dimungkinkan karena motivasi berprestasinya rendah
Istilah kinerja berasal dari kata job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai dan perilaku karyawan (ketangguhan dan sikap kerja) dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Faktor – factor yang Mempengaruhi Kinerja
factor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah factor kemampuan (ability) dan factor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, (1964:484) yang merumuskan bahwa:
Human Performance = ability + Motivation
Motivation = Attitude + Situation
Ability = Knowledge + skill
Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) seseorang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, seseorang yang memiliki IQ diatas rata – rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai untuk pekerjaannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari – hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Olehkarena itu seseorang perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right job).
Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seseorang dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).
Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri seseorang untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksinmal. Sikap mental seseorang harus sikap mental yang siap secara psikofisik (siap secara menal, fisik,tujuan,dan situasi). Artinya, seseorang harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.
Sikap mental yang siap secara psikofisik terbentuk karena setiap orang mempunyai “MODAL dan KREATIF”. Modal merupakan singkatan dari M = Mengolah, O = Otak, D= dengan, A = Aktif, L = Lincah, sedangkan Kreatif singkatan dari K = keinginan maju, R = Rasa ingin tahu tinggi, E = Energik, A= Analisis sistematik, T = Terbuka dari kekurangan, I = Inisiatif tinggi, energik, analisis sistematik, terbuka untuk menerima pendapat, inisiatif tinggi, dan pikiran luas terarah.
David C McClelland (1987) berpendapat bahwa “ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik – baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.
Selanjutnya McClelland mengemukakan 6 karakteristik seseorang yang memiliki motif berprstasi tinggi, yaitu pertama, memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. Kedua, berani mengambil resiko.ketiga, memiliki tujuan yang realistis. Keempat, memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisaikan tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam, mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Berdasarkan pendapat McClelland tersebut, seseorang akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh seseorang harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena motif berprestasi yang ditumbuhkan dalam diri sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah. Oleh karena itu, kembangkanlah motif berprestasi dalam diri dan manfaatkan serta ciptakan situasi yang ada pada lingkungan kerja guna mencapai kinerja maksimal.