Indikator perilaku konsumtif banyak ahli yang berbeda pendapat dalam memberikan batasan, sampai batas mana seseorang dinyatakan memiliki perilaku konsumtif. Tetapi dapat di tarik kesimpulan bahwa, seseorang melakukan perilaku konsumtif jika membeli barang-barang tidak atas dasar kebutuhan dan pertimbangan yang rasional
Menurut Sumartono (2002), definisi indikator perilaku konsumtif amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan pokok.
Dan secara operasional, indikator perilaku konsumtif adalah sebahai berikut:
Membeli produk karena iming-iming hadiah
Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut, tanpa memikirkan ukuran keberfungsian barang tersebut.
Membeli produk karena kemasannya menarik
Konsumen sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik. Artinya motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus dengan rapi dan menarik.
Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi
Konsumen mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya seseorang mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya dengan tujuan agar orang tersebut selalu berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Orang tersebut membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri.
Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya)
Konsumen cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah.
Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status
Biasanya orang mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar kelihatan lebih keren dimata orang lain.
Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan
Seseorang cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannnya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai tokoh idolanya. Orang tersebut juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan publik figure produk tersebut.
Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi
Kadang ada orang sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Cross dan Cross (dalam Hurlock,1999) juga menambahkan bahwa dengan membeli produk yang mereka anggap dapat mempercantik penampilan fisik, mereka akan menjadi lebih percaya diri.
Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda)
Sebagian orang akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya.
Indikator-indikator perilaku konsumtif diatas setidaknya menggambarkan bahwa orang tersebut memiliki ciri perilaku konsumtif.
Tags
Psikologi Konsumen