Bagaimana pikiran bisa membentuk emosi? Pikiran dan emosi adalah dua aspek psikologi yang yang berbeda. Tetapi kedua aspek ini dapat berinteraksi dan saling mempengaruhi yang membuat ciri khas individu tersebut.
Bayangkan anda menyukai salah satu teman anda dan akhirnya anda memiliki keberanian untuk memulai pembicaraan dengannya. Jantung anda berdebar keras dan telapak tangan anda berkeringat, namun anda memberanikan diri menyapanya. “hai…!!!”. Sebelum anda dapat melanjutkan kalimat anda, pujaan hati anda berjalan melewati anda, tanpa menoleh sedikitpun kepada anda sama sekali.
Apakah anda merasa marah? Sedih? Malu? Jawaban anda bergantung pada cara anda menjelaskan perilaku pujaan hati anda.
Marah --- >>>”Astaga, benar-benar orang yang tidak sopan, mengabaikan saya begitu saja, padahal saya beritikad baik?”.
Sedih --- >>> “Ya, seharusnya saya sadar, saya memang orang yang canggung, apalagi wajah saya jelek”.
Malu --- >>> “Oh, tidak! Saya telah dipermalukan di muka umum! sekarang semua orang memandang saya!.
Ilustrasi penggalan peristiwa di atas menujukkan bahwa betapa besar pengaruh pikiran mempengaruhi emosi, atau emosi mempengaruhi pikiran. Dalam kejadian sehari-hari, kedua hal ini sangat dominan membentuk arah persepsi dan tingkah laku.